Ketika mobil sudah lolos dari kemacetan, kami kembali bisa menikmati
perjalanan santai keliling kota. Sambil menikmati suasana santai di
dalam mobil, seorang famili yang bernama ‘MF’ bercerita tentang
pengalamannya yang cukup unik. Katanya, sebuah pengalaman yang sangat
istimewa telah ia dapatkan ketika melakukan shalat dhuha.
Dari berbagai sumber, keterangan dan penjelasan yang ia dapatkan,
baik ketika mendengarkan ceramah-ceramah, atau dari membaca
diskusi-diskusi literatur. Ia mengambil sebuah kesimpulan, bahwa shalat
dhuha itu dipakai untuk mencari rezeki. Begitulah kesimpulan yang ia
dapatkan.
Kata MF, pagi itu ia benar-benar bisa tenggelam dalam kekhusyukan.
Sebab, sebelumnya ia mempunyai permasalahan ekonomi yang cukup serius.
Maka dengan melakukan shalat dhuha, ia berharap akan mendapat rezeki
kontan dari Allah Swt, sehingga bisa menyelesaikan permasalahannya
dengan cepat.
Saat itu, do’a yang dipanjatkan sangat panjang. Sujud yang dilakukan
begitu khusyuk. Harapannya hanya satu. Ia ingin mendapat rezeki
secepatnya untuk segera menutupi hutang-hutangnya yang katanya sudah
sangat menumpuk.
Beberapa hari ia lakukan shalat dhuha tersebut dengan penuh khusyu’
dan tawadhu’. Setiap selesai shalat dhuha ia selalu berharap-harap cemas
untuk mendapatkan rezeki dari Allah Swt.
Pada pagi yang cerah, ketika waktu dhuha sudah masuk, seperti
biasanya ia mengambil air wudhu’, lalu ia menggelar sajadahnya. Hari itu
benar-benar ia bisa melakukan shalat lebih khusyu’ dari waktu-waktu
sebelumnya. Do’a pun dipanjangkan lebih dari hari-hari sebelumnya. Ia
betul-betul merasa puas dengan shalat dhuhanya .
Ketika menutup do’a khusyu’nya, sebelum melipat sajadahnya, tiba-tiba
pintu rumahnya diketuk perlahan. Dan terdengar suara ucap salam dari
seorang tamu yang berada di luar. Kontan MF bangkit dari tempat
shalatnya, dan ia menjawab salam dengan penuh gembira.
“…wa ‘alaikum salaam warahmatullaahi wabarakaatuh…”
Begitu fasihnya MF menjawab salam tersebut. Dengan penuh gembira
dipersilahkannya tamu itu masuk kedalam rumahnya. Dalam hatinya MF
berkata, Wah, inilah rezeki yang ia harapkan itu. Ia berfikir begitu
kontannya Allah kalau memberi rezeki. Belum satu menit do’a panjang itu
ia tutup, belum selesai ia melipat sajadahnya, tiba-tiba didepan pintu
sudah menunggu rezeki itu…
” Silakan masuk pak,. .” kata MF. ” Oh, iya terima kasih…” sahut
tamunya. Bapak siapa ya, koq saya agak lupa…” kata MF. Ini pak…, saya
memang belum pernah ketemu bapak. Saya adalah utusan dari majikan saya
bapak HR. Saya kesini disuruh menagih hutang kepada bapak yang memang
belum terbayar sejak lima bulan yang lalu. Mohon maaf kalau saya
mengganggu…”
Ah, betapa pucat muka MF mendengar hal ini. Ternyata yang datang
bukan rezeki yang diharapkan, tetapi justru orang sedang menagih hutang!
Ingin rasanya ia menangis waktu itu. Betapa saat itu ia tidak punya
uang sama sekali, Shalat dhuha sudah ia lakukan dengan penuh khusyuk
ternyata yang datang bukan seperti harapannya. Sambil menutup ceritanya,
MF mengatakan pada saya :”..ternyata shalat dhuha tidak bisa dipakai
untuk mencari rezeki ya…”
Saya hanya tersenyum, menyaksikan MF mengambil kesimpulan sendiri
dari ceritanya itu. Rupanya ada sesuatu yang salah dalam pemahaman
shalat dhuha. Allah Swt, sebagai Tuhannya Alam Semesta, Dzat Yang Maha
Agung, oleh MF dimintai uang untuk membayarkan hutangnya.
Kira-kira saja, para malaikat menjadi ‘tersinggung’ mendengar
perilaku MF ini. Betapa Sang Pencipta Jagad Raya, yang memiliki Arasy
yang tinggi, yang mengatur jalannya bintang-bintang raksasa, di seluruh
galaksi, yang mengatur hidup dan mati seluruh ciptaanNya, disuruh
membayarkan hutangnya…?
MF memang belum mengerti, ia tidak menyadari akan kesalahannya. Maka
Allah Swt memberinya pelajaran praktis pada pagi itu. Yang datang
bukanlah rezeki, tetapi sebaliknya yang datang adalah orang yang menagih
hutang.
Sejak memulai shalat, yang di bayangkannya oleh MF adalah rezeki
melimpah. Bukan mengagungkan Allah. Rupanya MF telah melakukan kesalahan
dalam mengartikan substansinya shalat dhuha.
Bahwa dengan shalat dhuha seseorang akan mendapatkan rezeki yang
barokah, insyaAllah adalah benar. Tetapi yang menjadi masalahnya, shalat
bukanlah untuk mencari rezeki. Shalat adalah sebuah pengabdian yang
sangat indah dari seorang hamba kepada Tuhannya.
Mengabdi bukanlah minta rezeki. Mengabdi adalah mendekatkan diri pada
Ilahi. Mengabdi adalah mensyukuri nikmat diri yang tiada terhitung lagi
saking banyaknya yang telah diterima bleh manusia.
Allah melalui rasulNya, menyuruh kepada kita semua, agar di waktu
dhuha kita menyembahNya. Kita MengagungkanNya. Apabila pada saat semua
orang sibuk mencari rezeki dan sibuk mengurusi duniawi, pada saat itu
ada seorang hamba yang menyempatkan diri untuk mengagung-kanNya, dengan
melakukan shalat dhuha, maka dia itulah orang yang sangat istimewa.
Sungguh Allah sangatlah mencintainya. Sebab ketika semua orang
memanfaatkan `waktu efektif’ untuk bekerja, ‘waktu efektif’ untuk
berusaha, ternyata pada saat itu ada orang yang mau dan rela
mengorbankan waktunya demi mencari ridha Allah. Mohon ampun atas segala
kekhilafannya. Mengagungkan Dzat Yang Maha Perkasa. Bukan sekedar untuk
minta rezeki. Sungguh orang itu berhak mendapatkan rezeki yang barokah
dari Allah Swt…
Barang siapa yang rajin menjaga shalat dhuha, maka akan diampunkan dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih di lautan.
(HR. Ahmad, Attirmidzi)
Barang siapa yang disibukkan oleh dzikirnya untuk mengingatKu,
sampai ia lupa memohon kepadaKu, maka Aku memberinya sebelum ia memohon
kepadaKu.
(Hadits Qudsi, Abu Nu’aim, Dailami)
***
Dari Sahabat
Home »
Cerita Nasehat
» Shalat Dhuha Mendatangkan Rezeki?
Shalat Dhuha Mendatangkan Rezeki?
Unknown | 17.25 | 0
komentar
Related posts:
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Shalat Dhuha Mendatangkan Rezeki?
2012-12-18T17:25:00+07:00
Unknown
Cerita Nasehat|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)