Pak Samin, seorang tukang becak. Ia sudah lama menggeluti
pekerjaannya. Dan mempunyai prestasi yang cukup mencengangkan. Sejak
kecil ia tidak pernah mengenal bangku sekolah. Tetapi kini ia telah
menjadi seorang sukses dengan menikmati kehidupan hari tuanya yang penuh
damai dan sejahtera.
Cerita ini saya dapatkan dari seorang kawan, ketika kami ngobrol. Pak
‘DJ’ Kawan saya ini, dengan penuh antusias menceritakan ‘sejarah’nya
Samin.
Pak Samin mempunyai dua orang anak lelaki, yang dua-duanya kini sudah
menjadi perwira Angkatan Darat. Kedua anak tersebut lulus SMA, dan
dua-duanya masuk pendidikan militer, AKABRI.
Sebagai seorang yang tidak punya biaya, untuk bisa menyekolahkan
kedua orang anaknya pak Samin mencari biaya dengan cara yang lain. Cara
apa yang bisa diterapkan oleh seorang tukang becak seperti dia? Ia tidak
punya pekerjaan sampingan. Juga tidak berpendidikan?
Ketika pak DJ bertanya, “…Pak Samin!, kok bisa ya, bapak
menyekolahkan kedua anak bapak, sampai di AKABRI? Wah, berapa biaya yang
bapak keluarkan, dan bagaimana cara bapak mendapatkan biaya itu ?”
“Pak DJ, saya ini kan tukang becak, dari mana saya dapatkan biaya?
Sejak anak saya sekolah di SMP, saya sudah kewalahan mencarikan biaya.
Tetapi alhamdulillah sejak saat itu saya bisa terus menyekolahkannya
dengan cara saya sendiri. Yaitu saya terus berdo’a tidak kenal putus
sepanjang hari dan malam. Itu saya lakukan selama puluhan tahun. Sejak
saya menyadari bahwa tidak mungkin saya mencari biaya sendiri untuk
menyekolahkan kedua anak saya. Tentu harus ada yang menolong saya untuk
menyekolahkan.”
Tanya Pak DJ : Siapa yang bapak maksud dapat menolong untuk
mencarikan biaya itu? Siapa lagi kalau bukan Gusti Allah kang Maha
Kuasa? katanya.
Pak DJ berdecak kagum. ”pak Samin, kalau boleh saya tahu, do’a apa
yang bapak sampaikan selama puluhan tahun itu, sehingga bapak bisa
seperti ini?”
Jawab pak Samin : “..saya juga nggak bisa do’a yang panjang-panjang
pak. Saya hanya berdo’a kepada Gusti Allah yang Maha Kuasa, agar kami
sekeluarga mendapatkan ridhaNya…”
Pak Samin menambahkan: “…Saya menangis sepanjang malam untuk
mendapatkan ridhaNYa, selain itu tidak! Saya tidak pernah minta untuk
mendapatkan biaya sekolah. Saya tidak pernah untuk minta agar saya kaya,
bahkan saya tidak berani minta agar saya bahagia…saya takut minta yang
macam-macam, saya hanya minta untuk mendapatkan ridhaNya saja…”
Mendengar jawaban itu, pak Dj termangu. Dan terdiam dalam seribu
bahasa. Sungguh luar biasa do’a itu. Seorang yang miskin, yang secara
ekonomi serba kesulitan dalam hidupnya. Tetapi do’a yang dipanjatkannya
bukan minta kemudahan dalam kehidupan. Yang diminta sangat simpel.
Tetapi justru nilainya jauh lebih tinggi dari kebutuhannya saat itu.
Yang dimintanya adalah keridhaan Allah Yang Maha Kuasa….subhaanallah.
Kalaulah Allah Swt, sebagai Dzat Yang Berkuasa atas segala sesuatu
sudah meridhainya, maka tak ada kata mustahil. Semua yang mengatur Dia.
Apa yang dibutuhkan oleh hambaNya, Dialah yang memproses.
Jika seorang yang dicintaiNya sedang membutuhkan biaya, maka Dialah
Dzat Yang Maha Kaya itu. Jika seorang HambaNya sedang kesulitan akan
sesuatu, maka Dialah yang akan memudahkannya. Dengan menjadi hambaNya,
sungguh manusia akan mendapatkan sesuatu dariNya sebelum ia memintanya.
Hadits Qudsi:
“Apabila seorang hamba datang kepadaku, dan ia sibuk mengingatKu
sampai lupa memohon keperluannya sendiri, maka Aku akan memberikan
sesuatu yang terbaik baginya sebelum minta kepadaKu.”
(HR. Bukhari, Baihaqi)
Sungguh kita semua menjadi malu kepada diri sendiri. Kita sering
minta kepada Allah yang macam-macam, lebih-lebih ketika kita sedang
dirundung kesulitan.
Do’a pak Samin sungguh sangat indah dan sangat universal. Ia ‘hanya’
meminta ridha. Dengan mendapatkan ridhaNya itulah, insyaAllah semua
kebutuhan manusia akan terkandung di dalamnya. Dan itu telah dibuktikan
oleh seorang tukang becak yang luar biasa
Sebagai tetangga, pak DJ kagum luar biasa. Dan sangat bangga serta
sangat bersyukur punya tetangga seperti pak Samin. Pak Samin kini
menjadi orang yang bahagia dalam kehidupannya. Ia menempati rumah yang
cukup layak. Bapak dari dua orang perwira….
***
Dari Sahabat
Home »
Cerita Nasehat
» Do’a Seorang Tukang Becak
Do’a Seorang Tukang Becak
Unknown | 17.23 | 0
komentar
Related posts:
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Do’a Seorang Tukang Becak
2012-12-18T17:23:00+07:00
Unknown
Cerita Nasehat|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)