Firman Allah SWT: “Dan katakanlah kepada para perempuan yang
beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya,
dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa)
terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra
mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki
mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra
saudara perempuan mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau
para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan.
Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai
orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung” (QS. An-Nur/24:31)
Pada masa remaja dan saat menjadi seorang pria dewasa muda, yang
“jauh” dari Allah, saya suka berbuat iseng, mengganggu, dan meledek
teman-teman saya yang memakai kerudung. Pada saat itu masih sangat
sedikit wanita yang menggunakan kerudung dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika itu, wanita yang menggunakan kerudung dipandang sebagai
orang-orang yang ikut aliran tertentu.
Pada saat kehidupan saya mulai “dekat” dengan Allah, saya baru
menyadari betapa jahiliyah-nya saya ketika itu. Saya baru sadar, bahwa
ternyata berkerudung bagi wanita merupakan kewajiban yang tercantum
dalam Al Qur’an. Jadi berkerudung (menutup aurat) bagi wanita sama
wajibnya seperti perintah sholat, puasa, dan ibadah lainnya.
Ketika saya mendekatkan diri dengan Allah dan berjuang menjauhi semua
maksiat yang pernah saya lakukan, saya benar-benar meniatkan diri untuk
menjadi Muslim yang “kaffah”. Setelah saya naik haji tahun 1995, dan
mendapatkan pengarahan dari “guru” saya, saya meniatkan untuk
meninggalkan bank konvensional tempat saya bekerja hingga terwujud 4
tahun kemudian (tahun 1999) untuk resign dari bank konvensional
tersebut. Demikian pula saya ingin penampilan isteri saya berubah dari
memakai pakaian “konvensional” menjadi memakai pakaian yang “syariah”.
Namun ternyata tidak mudah untuk mewujudkan hal tersebut. Isteri saya
yang sudah terbiasa memakai pakaian “konvensional” dan lingkungan serta
keluarganya yang juga terbiasa memakai pakaian “konvensional” sejak dia
kecil hingga menjadi isteri saya, membutuhkan perjuangan yang berat dan
panjang hingga benar-benar mantap memakai pakaian yang “syariah”.
Isteri saya baru siap berpakaian “syariah” dengan kerudung di kepala
setelah 6 tahun pulang dari “tanah suci”. Isteri saya pergi ke “Makkah”
pada tahun 1997 bersama saya yang masih bekerja di bank “konvensional”
saat itu. Pulang dari “Mekkah”, isteri saya masih belum “siap” untuk
memakai pakaian lengkap dengan kerudungnya. Dia baru mampu menggunakan
pakaian yang cukup “tertutup”. Berbagai alasan yang “menguatkan” isteri
saya untuk tidak siap berkerudung. Hal utama yang “menguatkan” untuk
tidak berkerudung adalah rasa “percaya diri” (PD) yang rendah untuk
memakai kerudung. Dia merasa wajahnya tidak pas untuk bekerudung. Ada
saja rasa “kurang” setiap kali memakai kerudung. Padahal di mata saya,
isteri saya tambah cantik saat memakai kerudung. Namun dia tetap tidak
“PD” berkerudung. Namun akhirnya setelah dengan niat yang “mantap” di
hati isteri saya, dia berhasil pada kuartal ketiga 2003 memakai kerudung
sebagai bagian dari pakaiannya sehari-hari hingga hari ini.
Alasan tidak “PD” untuk berkerudung bukan hanya menimpa isteri saya
saja, tetapi juga kakak perempuan saya satu-satunya, serta isteri-isteri
saudara-saudara laki-laki saya. Namun, alhamdulillah, setelah mereka
berniat dengan “mantap” dengan dorongan suami-suami mereka, akhirnya
saat ini mereka telah menggunakan kerudung. Saya sangat bahagia melihat
photo keluarga besar saya yang lengkap pada “Idul Fitri” tahun lalu
(1428 H), semua wanita dewasa memakai kerudung dalam photo tersebut.
Photo itu adalah photo keluarga terakhir yang lengkap bersama “Ibunda”
kami (3 bulan setelah itu Ibunda berpulang ke rahmatullah). Photo
tersebut sangat berbeda dengan photo keluarga kami pada tahun 2002 yang
hampir semua wanitanya tidak menggunakan kerudung.
Di sisi lain, banyak pula wanita yang sudah punya kesadaran penuh
untuk berkerudung, namun banyak tantangan yang harus mereka hadapi untuk
dapat menggunakan kerudung dalam kehidupan sehari-hari. Betapa banyak
wanita yang ingin berkerudung tetapi mempunyai kendala karena tempat
kerjanya yang tidak dapat “menerima” pegawai yang berkerudung. Mereka
benar-benar merindukan lingkungan yang dapat menerima mereka berkerudung
secara “utuh”.
Pengalaman isteri dan saudara-saudara saya yang “berat” untuk
menggunakan kerudung baik karena tidak “PD” maupun lingkungan yang
“tidak mendukung”, membuat saya sedih setiap melihat adanya pegawai
“lembaga syariah” yang hanya berkerudung pada hari dan jam kerja saja.
Menurut pendapat saya pribadi, sungguh sangat sayang jika 5 hari dalam
sepekan dan 10 jam dalam hari-hari tersebut menggunakan kerudung karena
“tuntutan” pekerjaan. Dan membuka kerudung di depan umum pada 2 hari
lain dalam satu pekan. Betapa sayangnya kesempatan yang dimiliki untuk
dapat mematuhi perintah Allah terbuang sia-sia. Mengapa masih ada
pegawai “lembaga syariah” tidak mampu menggunakan kerudung hanya 2 hari
sepekan dan beberapa jam di hari-hari lain, padahal lingkungan sudah
mendukung. Mengapa mereka lebih “takut” pada peraturan perusahaan yang
“mewajibkan” mereka berkerudung saat bekerja, dibandingkan takut dengan
“perintah” Allah untuk menutup “aurat” dengan berkerudung setiap
saat…….?????
Entahlah, mungkin saya yang terlalu hipokrit karena dahulu hidup saya
jauh dari “Allah”. Sehingga ketika kehidupan saya mendekat kepada
“Allah”, saya merasa sangat sayang jika ada orang-orang yang punya
kesempatan dekat dengan Allah, tetapi tidak mengikuti perintah Allah
secara “kaffah”.
Wallahualam bishowab
***
Home »
Cerita Nasehat
» Beratnya Memakai Kerudung
Beratnya Memakai Kerudung
Unknown | 17.31 | 0
komentar
Related posts:
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Beratnya Memakai Kerudung
2012-12-18T17:31:00+07:00
Unknown
Cerita Nasehat|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)