Cara Membuat Posting Lama, Baru Menjadi gambar

Unknown | 17.07 | 0 komentar
Tulisan Posting Lebih Baru (Newer Post) dapat Anda ganti dengan gambar berupa tanda panah ke arah kiri. Sedangkan Beranda (Home) bisa Anda ganti dengan icon berupa rumah. Gambar tanda panah ke arah kanan dapat Anda gunakan untuk menggantikan Posting Lama (Older Post). Atau Anda dapat menggantinya dengan gambar-gambar sesuai kreativitas Anda.
Sebelum mengganti tulisan link-link tersebut dengan gambar, hal pertama yang Anda lakukan adalah menyiapkan gambar-gambar tersebut terlebih dahulu. Anda dapat membuat sendiri gambar-gambar itu atau mengunduhnya dari situs penyedia icon gratis seperti Iconspedia. Kemudian Anda unggah gambar-gambar tersebut ke situs penyimpanan gambar online seperti Photobucket guna mendapatkan link dari gambar-gambar tersebut.

Bila Anda telah mendapatkan link gambarnya, silakan letakkan link gambar tersebut ke dalam kode <img src='link gambar'/>. Nantinya kode ini yang akan digunakan untuk menggantikan suatu kode tertentu guna membuat tulisan link Posting Lebih Baru, Beranda, Posting Lama berubah menjadi gambar-gambar.

Agar lebih jelas, silakan simak langkah-langkah utnuk mengganti tulisan link Posting Lebih Baru, Posting Lama, dan Beranda dengan gambar di bawah ini.

1. Masuk ke akun Blogger Anda.

2. Klik Rancangan > Edit HTML.

3. Klik Download Template Lengkap utnuk menyalin template. Hal ini untuk mengantisipasi kalau nanti terjadi kesalahan dalam pengeditan sehingga mudah mengembalikan template seperti keadaan saat ini.

4. Beri tanda centang pada Expand Template Widget dengan mengeklik di kotak kecil.

5. Untuk mengganti tulisan Posting Lebih Baru dengan gambar, silakan cari kode <data:newerPageTitle/>. Gunakan Ctrl + F untuk memudahkan pencarian.

6. Ganti kode tersebut dengan kode gambar Anda. Misalnya, saya menggunakan kode di bawah ini.

<img src='http://i1119.photobucket.com/albums/k636/klikmunadi/Left-48.png'/>

7. Selanjutnya, untuk mengganti tulisan Posting Lama, silakan cari kode <data:olderPageTitle/>.

8. Ganti kode tersebut dengan kode gambar Anda. Contoh:

<img src='http://i1119.photobucket.com/albums/k636/klikmunadi/Right-48.png'/>

9. Terakhir, untuk mengganti tulisan Beranda, silakan cari kode <data:homeMsg/>.

10. Silakan ganti kode tersebut dengan kode gambar Anda. Umpamanya, saya menggunakan kode di bawah ini.

<img src='http://i1119.photobucket.com/albums/k636/klikmunadi/Home-48.png'/>

Biasanya terdapat dua kode <data:homeMsg/> dalam template, silakan ganti pada kode yang pertama saja.

11. Klik tombol SIMPAN TEMPLATE.

Bila Anda menggunakan kode-kode gambar dalam contoh di atas, maka gambar-gambar yang muncul adalah seperti yang terlihat pada screenshot di atas.

23 Desember 2012

Unknown | 18.27 | 0 komentar
Malam minggu...yah malam minggu adalah hari tenang bagi semua keluarga.
malam minggu adalah hari dimana seorang yang sudah bekerja dapat berkumpul semalaman bersama keluarga,malam dimana anak anak sekolah menetral kan pikiran mereka dari hal hl yang rumit seperti PR dan lain sebagainya, malam ini sering kali terdapat canda dan tawa ,sebagi pengobat rasa lelah setelah melakukn aktifitas rutin yang sangat berat maupun riingan, malam minggu sering kali ku sebut malam tenang dimana kami saling nerkumpul pada saat itu..
begitu juga yang ku rasakan malam itu aku dan keluarga saling berkumpul tak ada yang tak hadir kecuali kakek ku..yang saat itu sedang bekerja di jakarta.
malam itu penuh canda dan tawa , apalagi melihat tingkah adik ponakan ku yang sangat lucu dan menggemaskan.serasa tiada duanya..
aku senang saat mereka saling berkumpul ..karena saat itu adalah hari dimana kita saling berbagi kebersamaan yabg mungkin tidak terjadi pada hari-hari biasanya karena kesibukan masing-masing pihak.
saat itu kami saling bergurau ..srperti mengejek sedikit, tapi jangan disalahkan mengejek disini bukan berarti saling membenci.tapi dalam arti lain agar kita dapat saling tertawa dan bersenang2 dan tanpa beban.
yah seperti yang sahabat tau malam minggu bagi saya adalah malam yang paling special buat ku

mungkin juga sama buat sahabat semua seperti berpacaran dan lain sebagainya hehehehe
sedikit cerita ku malam ini

TO BE CONTINUE

Membuat Efek Bayangan (Shadow) Pada Blog

Unknown | 22.22 | 0 komentar
Membuat Efek Bayangan (Shadow) Pada Blog
Alhamdulillah pada kesempatan ini admin blog dapat update artikel atau postingan lagi.Pada kesempatan kali ini saya akan share Membuat Efek Bayangan (Shadow) Pada Blog. Sebenarnya kalau bicara soal membuat efek bayangan pada blog ataupun template blog banyak sekali caranya yang dapat digunakan. Salah satu cara dasarnya untuk menambahkan efek shadow biasanya memperhatikan atau menggunakan  kode atau kunci utamanya>> -moz-box-shadow: , -webkit-box-shadow:, dan box-shadow:

Membuat efek shadow pada templarte blog dapat menambah daya tarik blog dan terlihat lebih menarik dan indah sehingga juga membuat penialaian tersendiri pengunjung kepada blog kita. Memberi efek shadow atau bayangan pada blog tidaklah sulit kok. Ikuti tutorialnya dibawah:

Pada Background Umumnya:
>> Login ke Blog
>> Klik Rancangan
>> Edit Html
Cari kode #outer-wrapper  ...bla..bla...  (gunakan ctrl+f  agar pencarian lebih mudah)
tambahkan kode-kode ini dibawahnya kode #outer-wrapper tadi...
box-shadow:0 0 20px #6d5d96;
-webkit-box-shadow:0 0 10px #6d5d96;
-moz-box-shadow:0 0 20px #6d5d96;
-o-box-shadow:0 0 10px #6d5d96;
Kode yang berwarna merah di atas dapat sobat ganti dengan kode warna lain, jika kurang mengerti soal kode warna html-nya bisa klik disini.
Setelah selesai, simpan templatenya
________________________________

Cara Mudah Membuat Privacy Policy

Unknown | 22.01 | 0 komentar
Cara Mudah Membuat Privacy Policy. Nggak bisa bahasa inggris untuk membuat privacy policy? Gampang, dengan kemudahan seperti sekarang ini sepertinya bukan hal yang mustahil untuk melakukan banyak hal hanya dengan bertanya dan bertindak bersama Google. Setelah adanya kebijakan baru tentang publisher adsense yang diharuskan memberikan keterangan tentang privacy policy bagi pengunjung situs. Maka pemilik situs yang juga sebagai publisher Google Adsense diharuskan untuk memberikan halaman atau artikel khusus yang memberitahukan tentang iklan pihak ketiga yang ada di blog pemilik.

Saya sendiri tidak berhak kalau memberitahukan hal yang bukan merupakan keahlian saya. Namun di sini saya hanya akan memberitahukan sedikit bagaimana cara membuat halaman khusus untuk privacy policy dengan mudah. Dengan memanfaatkan privacy policy generator siapapun dapat membuat halaman privacy policy dengan mudah dan beberapa klik saja jadi.
Manfaat dari privacy policy ini selain sebagai persyaratan publisher adsense. Kalau saya pribadi sebenarnya biar blog kelihatan keren saja. :D Selain itu? Nggak ada. Beneran hanya itu tujuanku. Kalau masih mau bikin 
silahkan berkunjung ke situs Privacy Policy Generator.
Setelah itu Anda tinggal menambahkan Page baru di situs anda. Blogger, Wordpress atau apa pun itu selagi masih ada fitur halaman. Itu mudah lho ya, jadi saya nggak memberitahu secara terperinci. Jika pun ada kesalahan anda dapat mengubahkannya secara mudah. Lagi pula tanpa registrasi, no ribet pokoknya. Oke Good Night. Semoga bermanfaat. :)
NB: Sebenarnya selain situs di atas masih ada lagi situs lain yang bisa kita pakai untuk membuat Privacy Policy. Tapi ternyata ada beberapa di antara mereka sudah tidak aktif atau error sewaktu aku pakai.

Privacy Policy

Unknown | 21.54 | 0 komentar

Privacy Policy for Catatan Ku

If you require any more information or have any questions about our privacy policy, please feel free to contact us by email at Privacy.

At http://catatandayatdi.blogspot.com/ we consider the privacy of our visitors to be extremely important. This privacy policy document describes in detail the types of personal information is collected and recorded by http://catatandayatdi.blogspot.com/ and how we use it.

Log Files
Like many other Web sites, http://catatandayatdi.blogspot.com/ makes use of log files. These files merely logs visitors to the site - usually a standard procedure for hosting companies and a part of hosting services's analytics. The information inside the log files includes internet protocol (IP) addresses, browser type, Internet Service Provider (ISP), date/time stamp, referring/exit pages, and possibly the number of clicks. This information is used to analyze trends, administer the site, track user's movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable.

Cookies and Web Beacons
http://catatandayatdi.blogspot.com/ uses cookies to store information about visitors' preferences, to record user-specific information on which pages the site visitor accesses or visits, and to personalize or customize our web page content based upon visitors' browser type or other information that the visitor sends via their browser.

DoubleClick DART Cookie
→ Google, as a third party vendor, uses cookies to serve ads on http://catatandayatdi.blogspot.com/.
→ Google's use of the DART cookie enables it to serve ads to our site's visitors based upon their visit to http://catatandayatdi.blogspot.com/ and other sites on the Internet.
→ Users may opt out of the use of the DART cookie by visiting the Google ad and content network privacy policy at the following URL - http://www.google.com/privacy_ads.html

Our Advertising Partners
Some of our advertising partners may use cookies and web beacons on our site. Our advertising partners include .......

  • Google
  • Commission Junction
  • Amazon
  • Widget Bucks
  • Adbrite
  • Clickbank
  • Linkshare
  • Yahoo! Publisher Network
  • Azoogle
  • Chitika
  • Kontera
  • TradeDoubler
  • Other

While each of these advertising partners has their own Privacy Policy for their site, an updated and hyperlinked resource is maintained here: Privacy Policies.
You may consult this listing to find the privacy policy for each of the advertising partners of http://catatandayatdi.blogspot.com/.

These third-party ad servers or ad networks use technology in their respective advertisements and links that appear on http://catatandayatdi.blogspot.com/ and which are sent directly to your browser. They automatically receive your IP address when this occurs. Other technologies (such as cookies, JavaScript, or Web Beacons) may also be used by our site's third-party ad networks to measure the effectiveness of their advertising campaigns and/or to personalize the advertising content that you see on the site.

http://catatandayatdi.blogspot.com/ has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

Third Party Privacy Policies
You should consult the respective privacy policies of these third-party ad servers for more detailed information on their practices as well as for instructions about how to opt-out of certain practices. http://catatandayatdi.blogspot.com/'s privacy policy does not apply to, and we cannot control the activities of, such other advertisers or web sites. You may find a comprehensive listing of these privacy policies and their links here: Privacy Policy Links.

If you wish to disable cookies, you may do so through your individual browser options. More detailed information about cookie management with specific web browsers can be found at the browsers' respective websites. What Are Cookies?

Children's Information
We believe it is important to provide added protection for children online. We encourage parents and guardians to spend time online with their children to observe, participate in and/or monitor and guide their online activity. http://catatandayatdi.blogspot.com/ does not knowingly collect any personally identifiable information from children under the age of 13. If a parent or guardian believes that http://catatandayatdi.blogspot.com/ has in its database the personally-identifiable information of a child under the age of 13, please contact us immediately (using the contact in the first paragraph) and we will use our best efforts to promptly remove such information from our records.

Online Privacy Policy Only
This privacy policy applies only to our online activities and is valid for visitors to our website and regarding information shared and/or collected there. This policy does not apply to any information collected offline or via channels other than this website.

Consent
By using our website, you hereby consent to our privacy policy and agree to its terms.



Update
This Privacy Policy was last updated on: Tuesday, December 18th, 2012. Privacy Policy Online Approved Site
Should we update, amend or make any changes to our privacy policy, those changes will be posted here.

Beratnya Memakai Kerudung

Unknown | 17.31 | 0 komentar
Firman Allah SWT: “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung” (QS. An-Nur/24:31)
Pada masa remaja dan saat menjadi seorang pria dewasa muda, yang “jauh” dari Allah, saya suka berbuat iseng, mengganggu, dan meledek teman-teman saya yang memakai kerudung. Pada saat itu masih sangat sedikit wanita yang menggunakan kerudung dalam kehidupan sehari-hari. Ketika itu, wanita yang menggunakan kerudung dipandang sebagai orang-orang yang ikut aliran tertentu.
Pada saat kehidupan saya mulai “dekat” dengan Allah, saya baru menyadari betapa jahiliyah-nya saya ketika itu. Saya baru sadar, bahwa ternyata berkerudung bagi wanita merupakan kewajiban yang tercantum dalam Al Qur’an. Jadi berkerudung (menutup aurat) bagi wanita sama wajibnya seperti perintah sholat, puasa, dan ibadah lainnya.
Ketika saya mendekatkan diri dengan Allah dan berjuang menjauhi semua maksiat yang pernah saya lakukan, saya benar-benar meniatkan diri untuk menjadi Muslim yang “kaffah”. Setelah saya naik haji tahun 1995, dan mendapatkan pengarahan dari “guru” saya, saya meniatkan untuk meninggalkan bank konvensional tempat saya bekerja hingga terwujud 4 tahun kemudian (tahun 1999) untuk resign dari bank konvensional tersebut. Demikian pula saya ingin penampilan isteri saya berubah dari memakai pakaian “konvensional” menjadi memakai pakaian yang “syariah”. Namun ternyata tidak mudah untuk mewujudkan hal tersebut. Isteri saya yang sudah terbiasa memakai pakaian “konvensional” dan lingkungan serta keluarganya yang juga terbiasa memakai pakaian “konvensional” sejak dia kecil hingga menjadi isteri saya, membutuhkan perjuangan yang berat dan panjang hingga benar-benar mantap memakai pakaian yang “syariah”.
Isteri saya baru siap berpakaian “syariah” dengan kerudung di kepala setelah 6 tahun pulang dari “tanah suci”. Isteri saya pergi ke “Makkah” pada tahun 1997 bersama saya yang masih bekerja di bank “konvensional” saat itu. Pulang dari “Mekkah”, isteri saya masih belum “siap” untuk memakai pakaian lengkap dengan kerudungnya. Dia baru mampu menggunakan pakaian yang cukup “tertutup”. Berbagai alasan yang “menguatkan” isteri saya untuk tidak siap berkerudung. Hal utama yang “menguatkan” untuk tidak berkerudung adalah rasa “percaya diri” (PD) yang rendah untuk memakai kerudung. Dia merasa wajahnya tidak pas untuk bekerudung. Ada saja rasa “kurang” setiap kali memakai kerudung. Padahal di mata saya, isteri saya tambah cantik saat memakai kerudung. Namun dia tetap tidak “PD” berkerudung. Namun akhirnya setelah dengan niat yang “mantap” di hati isteri saya, dia berhasil pada kuartal ketiga 2003 memakai kerudung sebagai bagian dari pakaiannya sehari-hari hingga hari ini.
Alasan tidak “PD” untuk berkerudung bukan hanya menimpa isteri saya saja, tetapi juga kakak perempuan saya satu-satunya, serta isteri-isteri saudara-saudara laki-laki saya. Namun, alhamdulillah, setelah mereka berniat dengan “mantap” dengan dorongan suami-suami mereka, akhirnya saat ini mereka telah menggunakan kerudung. Saya sangat bahagia melihat photo keluarga besar saya yang lengkap pada “Idul Fitri” tahun lalu (1428 H), semua wanita dewasa memakai kerudung dalam photo tersebut. Photo itu adalah photo keluarga terakhir yang lengkap bersama “Ibunda” kami (3 bulan setelah itu Ibunda berpulang ke rahmatullah). Photo tersebut sangat berbeda dengan photo keluarga kami pada tahun 2002 yang hampir semua wanitanya tidak menggunakan kerudung.
Di sisi lain, banyak pula wanita yang sudah punya kesadaran penuh untuk berkerudung, namun banyak tantangan yang harus mereka hadapi untuk dapat menggunakan kerudung dalam kehidupan sehari-hari. Betapa banyak wanita yang ingin berkerudung tetapi mempunyai kendala karena tempat kerjanya yang tidak dapat “menerima” pegawai yang berkerudung. Mereka benar-benar merindukan lingkungan yang dapat menerima mereka berkerudung secara “utuh”.
Pengalaman isteri dan saudara-saudara saya yang “berat” untuk menggunakan kerudung baik karena tidak “PD” maupun lingkungan yang “tidak mendukung”, membuat saya sedih setiap melihat adanya pegawai “lembaga syariah” yang hanya berkerudung pada hari dan jam kerja saja. Menurut pendapat saya pribadi, sungguh sangat sayang jika 5 hari dalam sepekan dan 10 jam dalam hari-hari tersebut menggunakan kerudung karena “tuntutan” pekerjaan. Dan membuka kerudung di depan umum pada 2 hari lain dalam satu pekan. Betapa sayangnya kesempatan yang dimiliki untuk dapat mematuhi perintah Allah terbuang sia-sia. Mengapa masih ada pegawai “lembaga syariah” tidak mampu menggunakan kerudung hanya 2 hari sepekan dan beberapa jam di hari-hari lain, padahal lingkungan sudah mendukung. Mengapa mereka lebih “takut” pada peraturan perusahaan yang “mewajibkan” mereka berkerudung saat bekerja, dibandingkan takut dengan “perintah” Allah untuk menutup “aurat” dengan berkerudung setiap saat…….?????
Entahlah, mungkin saya yang terlalu hipokrit karena dahulu hidup saya jauh dari “Allah”. Sehingga ketika kehidupan saya mendekat kepada “Allah”, saya merasa sangat sayang jika ada orang-orang yang punya kesempatan dekat dengan Allah, tetapi tidak mengikuti perintah Allah secara “kaffah”.
Wallahualam bishowab
***

Bingkailah Puasamu dengan Cinta

Unknown | 17.29 | 0 komentar
“Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tanganNya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih disukai Allah daripada harum minyak kasturi.” (HR. Bukhari).
“Ada anak bertanya pada bapaknya, buat apa berlapar-lapar puasa”, lagu Bimbo itu kunyanyikan di depan Ayah berulang-ulang di tengah sebuah siang bulan Ramadhan yang panas. Sebenarnya aku tidak berniat apa-apa. Kebetulan lagu itu sedang hits dan sering muncul di radio sehingga mulutku yang hobi nyanyi ini latah dan terus menerus menyanyikannya. Tapi terus terang sebagai anak kecil yang baru belajar puasa, terkadang teks lagu itu ingin sekali kutanyakan kepada Ayah.
Ayah melambaikan tangannya kepadaku dan akupun mendekat.”Panggil uda dan uni semua ke sini. Ayah ingin bicara., ya.” Maka akupun keliling ke kamar atas, kamar bawah dan juga ke tetangga sebelah mencari uda dan uniku. Alhamdulillah dalam beberapa menit saja tugas itu dapat kuselesaikan. Mereka semua kini duduk bersila di hadapan Ayah.
“Anak-anakku. Kini kalian sedang berpuasa dan berusaha menahan haus, lapar bahkan juga menjaga mata dan telinga dari seluruh keburukan. Ayah ingin tahu apa tujuan kalian berpuasa?”, Ayah menunjuk salah seorang anaknya. “Ya untuk menjalani perintah Allah, Ayah”.”Hmm..Kita kan hamba Allah, maka kita wajib menjalankan perintahNya”, jawab yang lain.
Ayah tersenyum bangga dengan kesungguhan jawaban yang diberikan. “Jawaban kalian sesungguhnya bagus dan tidak salah sama sekali. Benar kita menjalankan ibadah puasa karena memenuhi perintah Allah. Kita ini hamba Allah. Hamba itu artinya budak. Seorang budak tentulah harus memenuhi kehendak tuannya tanpa boleh bertanya-tanya. Jika seorang budak selalu bertanya terhadap perintah-perintah tuannya tentulah budak itu akan dimarahi oleh tuannya. Terlebih lagi jika budak itu menentang perintah tuannya dan mematuhi tuan yang lain. Wajar lah jika tuan tersebut menghukumnya dengan keras.”Demikianlah nuansa hati yang harus ditumbuhkan saat kita mengerjakan seluruh perintah Allah. Jangan pernah terdetik di hati untuk bertanya-tanya kenapa harus begini dan mengapa tidak begitu. Jawaban yang mutlak untuk semua perintah itu adalah: karena Allah Tuhan yang menciptakan saya, Tuhan yang saya sembah, Tuhan yang saya harapkan kasihNya di dunia dan di akhirat, telah memerintahkannya kepada saya, hambaNya dan budakNya.
“Kita ini ada di dunia karena diciptakan Allah. Bisa hidup karena diberi makan, minum dan udara oleh Allah. Sungguh celaka kita jika terdetik niat lain sewaktu beribadah selain karena memenuhi kehendak dan perintah Allah. Oleh itu, jangan pernah memotivasi dirimu dalam menjalankan ibadah puasa ini karena hikmah-hikmah duniawi. Seperti kata orang-orang, puasa itu untuk diet, supaya hemat, supaya sehat, supaya ini, supaya itu. Seluruh kata-kata itu akan mencemarkan ketulusan niatmu dalam berpuasa untuk mencapai syurga dan ridho Allah SWT.
“Namun anak-anakku dalam perintah berpuasa ini ada nuansa lain yang Allah inginkan dari kita. Puasa ini bukan hanya sebuah perintah yang diwajibkan Allah Tuhan semesta alam kepada manusia sebagai hambaNya. Justru kita dapat merasakan getaran cinta Penguasa Alam Raya dalam perintah puasa ini. Pahami getaran cinta dan kasih Allah itu dapat dirasakan pada ayat dan hadits berikut:
1. FirmanNya dalam surah al-Baqarah 183 – 184.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (183). (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka bagi siapa saja diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan[114], Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.”(184)
Subhanallah, lihatlah betapa tegasnya Allah memerintahkan kewajiban berpuasa ini Allah pada ayat 183. Namun pada ayat 184 Allah mengeluarkan statemen yang toleran: “Bagi siapa saja yang sakit atau sedang dalam perjalanan bolehlah menggantinya pada hari yang lain”. Subhanallah..Allah itu Tuhan Penguasa Alam. Seluruh makhluk perlu kepadaNya dan Dia tidak ada keperluan kepada satu makhluk pun. Allah menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada pada keduanya. Allah berkuasa penuh untuk menghidupkan atau menghancurkan kita. Tapi kenapa Raja segala Raja itu mewajibkan sesuatu dengan tegasnya, tetapi kemudian malah mengeluarkan pengecualian-pengecualian?
Seorang raja yang memiliki kekuasaan tidak akan pernah melakukan hal itu saat mengeluarkan titah perintahnya. Bahkan seorang bos atau majikan tidak akan berbuat demikian. Dalam ilmu manajemen sebuah Surat Keputusan berlapis seperti itu justru dikhawatirkan dapat melahirkan nuansa ketidakdisiplinan di kalangan pekerja. Tapi Allah bukan raja, bukan bos dan bukan majikan. Allah Tuhan yang menjalin hubungan kasih dengan makhluk yang diciptakanNya. Allah memerintahkan puasa dengan nuansa cinta dan kasihNya yang dalam terhadap para hambaNya.
2. Dalam hadits riwayat Imam Bukhari Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tanganNya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih disukai Allah daripada harum minyak kasturi.” (HR. Bukhari)
Cobalah pahami oleh kalian, apa arti ungkapan dalam hadits ini. Bukankah ini ungkapan cinta yang melimpah dari Allah kepada orang yang berpuasa? Kita semua juga paham bahwa bau mulut orang yang berpuasa di bumi manapun pasti sangat busuk. Itu wajar karena perutnya sedang kosong sehingga asam lambung dapat memanjat sampai ke dinding mulut. Saat berbicara, menguap atau bahkan sekedar membuka mulut saja langsung mulut akan menyebarkan aroma yang membuat orang menutup hidungnya.
“Namun di sisi Allah, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari minyak kasturi. Bukankah ini ungkapan cinta Allah yang berlimpah terhadap orang-orang yang berpuasa? Maaf, nanti kalau kalian sudah menikah dan cinta kasih yang mendalam sudah tumbuh antara suami dan istri hal-hal ini baru dapat dipahami dengan sempurna. Banyak sekali suami yang sedang cinta setengah mati dengan istrinya akan mengatakan, “Aduhai..istriku, harum sekali bau mulutmu”. Padahal istrinya baru bangun tidur dan belum gosok gigi. Mengapa? Tentulah karena cintanya yang begitu mendalam terhadap sang istri.
3. Dalam sebuah hadits Qudsi:
“Puasa itu untukKu dan biarkan Aku yang akan menganugerahkan pahalanya.” (HR. Muslim)
Lagi dan lagi kita harus memuji Allah atas besarnya cinta kasih Allah terhadap orang yang berpuasa. Banyak sekali amal perbuatan kita ini yang pahalanya dijanjikan Allah kepada kita secara kalkulatif. Contoh, sholat jama’ah menaikkan derajat kita di sisi Allah hingga 27 derajat. Bersedekah dilipat gandakan Allah pahalanya hingga 700 kali lipat. Begitu pula sholat di Masjidil Haram yang pahalanya 100.000 lebih utama dibandingkan sholat di masjid biasa. Semuanya dijanjikan Allah dalam hitungan-hitungan yang jelas. Tapi, untuk puasa Allah mengungkapkan apresiasiNya yang tinggi. “Puasa itu untukKu dan biar Aku yang menganugerahkan pahalanya.””Bukankah ini sebuah ungkapan sentimental yang diwarnai dengan kecintaan? Bagaikan seorang raja yang menentukan imbalan dan gaji standar bagi seluruh rakyatnya. Semua rakyat mendapat imbalan yang sama untuk pekerjaannya. Raja sendiri tidak pernah menyampaikan upah itu secara langsung ketangan rakyatnya. Ia hanya memerintahkan menteri dan bawahannya untuk memberikan imbalan tersebut. Tetapi ada sebuah tugas khusus yang sangat disukai oleh raja. Siapa saja yang mengerjakannya raja itu sendiri yang akan turun untuk menyerahkan imbalannya secara langsung. Bahkan raja itu juga merahasiakan jumlah imbalan yang akan diterima oleh orang yang menyelesaikan tugas khusus itu.”Allah memiliki perumpamaan yang tidak akan dapat kita bayangkan.
Contoh-contoh tadi itu hanya agar kamu paham. Agar kamu mengerti betapa sentimentilnya puasa ini di sisi Allah. Ada rona-rona cinta berserakan di udara Ramadhan. Meskipun matahari begitu panas memanggang kulit kita, dan rasa haus begitu tega mendera kerongkongan kita. Terutama jika melihat botol-botol air di kulkas yang dingin berembun. MasyaAllah, rasanya copot jantung! Tapi kita menyingkirkan itu semua dan menderita untuk menjalin cinta dengan Allah yang amat besar cintaNya di bulan puasa ini.”Anak-anakku, kalian memang hanya hamba Allah SWT. Namun di bulan Ramadhan ini Allah menebar kasih dan cintaNya bahkan untuk hamba-hambaNya yang hina seperti kita ini. Maka jangan biarkan cinta Allah bertepuk sebelah tangan. Allah cinta dan sayang kepadamu, maka sambutlah cintanya dengan ikhlas berpuasalah hanya untuk ZatNya.”Orang yang sedang dalam bercinta tidak akan pernah mengeluh meski harus berkorban banyak. Pengorbanan justru menjadi sebuah tantangan yang makin mengobarkan api cinta dan rindu. Para sahabat dahulu berpuasa di hari yang panas dan tetap menjaga puasanya meskipun harus berperang melawan musuh Allah. Ada seorang sahabat yang terluka parah dan dibawa ke belakang. Namun ia tetap tidak ingin membatalkan puasanya. Saat hari sudah mulai senja keadaannya sudah amat kritis. Para sahabat yang lain amat kasihan melihat dirinya.”Berbukalah wahai fulan, engkau tetap akan mendapat ganjaran Allah”.”Jika aku berbuka dan ditakdirkan Allah meninggal dunia hari ini, maka kapankah aku dapat menggantikan puasaku itu? Tapi karena waktu berbuka sudah hampir tiba, carikanlah sedikit air untukku. Bawalah tamengku ini untuk menampung air minum.”
Maka beberapa sahabat pergi mencari air untuk berbuka puasa sahabatnya yang sedang sekarat. Tak berapa lama mereka berhasil menemukan sumber air. Maka dicucilah perisai cembung itu dan diisi dengan air bersih. Namun alangkah terkejutnya mereka, ketika hendak menegukkan air ke mulut sahabat itu, ternyata ia telah meninggal dunia. Ia telah pergi berbuka di syurga bersama para bidadari. Masya Allah, inilah orang-orang yang benar hatinya dalam bercinta denganMu”.
Ayah meneteskan air mata saat mengakhiri ceritanya mengenai kekentalan cinta para sahabat Rasulullah SAW terhadap Allah SWT. Semoga setiap Ramadhan kita rindui kehadirannya agar kembali terbuka peluang menjalin cinta kasih dengan Allah.
Allahumma baarik lanaa fi Sya’banWa Ballighnaa Ramadhaan..
(Ya Allah, berkahilah hidup kami di bulan Sya’ban dan sampaikan usia kami ke bulan Ramadhan) Amin Ya Mujibas Saailin.

Belajar Tasawuf Kepada Anak Kecil

Unknown | 17.25 | 0 komentar
Hidup memang penuh misteri.  Demikian kata-kata yang sering kita dengar dari para ulama. Ada orang yang bekerja keras setengah mati,  padahal tidak malas, rezeki yang didapatnya kadang-kadang tidak mencukupi.
Sebagian orang lagi, ada yang kerjanya begitu ‘mudah’, tetapi rezeki yang diperolehnya sangat melimpah. Dan ada sebagian orang lagi, yang dalam mencari uang begitu ‘brutal’nya sehingga semua aturan-aturan dilanggarnya, tetapi dia tampak ‘bahagia-bahagia’ saja.Tapi sebaliknya, ada orang yang mencari uang dengan sangat hati-hati. Ia ingin bersih. Namun begitu banyaknya ia mendapat persoalan dan cobaan dalam hidup ini.
Hidup memang penuh misteri. Maka, perlu bagi kita sebagai manusia untuk mencoba menguak tabir itu Untuk itu, yang paling tajam adalah mata hati, bukan mata jasmani!
Dalam wilayah inilah, para guru kita mengajari untuk melihat hal itu semua. Mulai umur berapa kira-kira, setiap orang bisa dan mampu mempelajari nilai-nilai kehidupan? Siapa guru kita? Dimana guru itu berada?
Rupanya, selain guru yang berada di sekitar kita, guru yang paling tahu tentang keberadaan kita adalah diri kita sendiri. Karenanya, mari kita mencoba berguru pada diri sendiri.
Pada Minggu pagi yang cerah, saya melakukan olah raga, jalan pagi. Saya bertemu dengan seorang pembantu rumah tangga yang sedang mengasuh anak majikannya. Usia anak itu sekitar satu tahun. Begitu lucunya, begitu menggemaskan. Apalagi kalau sedang belajar berjalan. Sempoyongan sana sini, mau jatuh tidak jadi, terduduk, terjatuh, bahkan sempat juga sampai terjungkal.
Anehnya, tidak sekalipun ia menangis, atau kapok! Setiap kali terjatuh, ia bangkit kembali. Berjalan lagi, terjatuh lagi. Dan seterusnya ia selalu bangkit, untuk mencoba berjalan lagi…. Melihat peristiwa ini, saya menjadi teringat masa kecil saya, dan juga masa kecil setiap orang yang kini sudah beranjak dewasa.
Saat ini, ketika kita sudah dewasa, yang nota bene kita sudah lebih pintar dari anak balita, justru kita perlu belajar banyak dari mereka. Lebih tepatnya, kita perlu belajar kepada diri sendiri. Sambil mengenang ketika umur kita masih sekitar satu tahun. Kenapa manusia dewasa perlu belajar pada anak balita?
Sebab manusia dewasa,  sering dihinggapi rasa khawatiir yang berlebihan,  gampang putus asa,  jarang yang berani mengambil keputusan, merasa minder, malas, merasa gagal dan tidak mau mencoba lagi  sering frustasi akan kegagalannya pesimistik … bahkan kadang-kadang buruk sangka terhadap Penciptanya, mungkin masih banyak lagi
Mari kita lihat diri kita sendiri, yaitu sekian tahun yang lalu ketika kita sedang belajar berjalan untuk meraih sukses dalam cita-cita, bisa berjalan. Begitu hebat dan luar biasanya Allah Swt, memberi dan mengajarkan ilmuNya kepada diri kita waktu itu. ‘allamal insaana maa lam ya’lam. (Tuhanlah) yang mengajarkan pada manusia, apa-apa yang belum pernah diketahuinya. ( Al-Alaq : 5 )
Seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa, yang belum sekolah, bahkan berbicarapun belum bisa, ternyata dengan ‘ilmu’nya yang telah Allah ajarkan kepadanya, dia sudah bisa berfikir cerdas melampaui orang dewasa.
Anak kecil itu, diri kita itu, telah memberi contoh yang sangat banyak kepada manusia dewasa lainnya.
Apa saja yang diajarkan ‘anak kecil’ itu kepada kita semua ?
  1. Bahwa sebagai manusia, kita harus belajar terus sepanjang hidup, tak ada kata berhenti untuk belajar. Tak kenal susah, tak kenal lelah
  2. Apabila suatu saat kita jatuh, dan pasti pernah jatuh, maka janganlah pernah putus asa, bangkitlah. Dan coba lagi. Jika kembali jatuh, bangkitlah lagi. Dan coba lagi…
  3. Tidak ada kata gagal dalam konsep hidupnya, sebab yang disebut gagal adalah apabila seseorang tidak mau mencoba lagi.
  4. Memiliki rasa optimis yang tinggi untuk mencapai cita-citanya.
  5. Apabila sudah yakin benar, tidak perlu merasa takut, sebab Allah Swt sebagai Dzat Yang Maha Pemberi Pertolongan, akan selalu melindungi hambaNYa yang berbuat benar.
  6. Rajin belajar, tidak mengenal konsep malas.
  7. Tidak pernah minder dalam kehidupan, sebab semua orang di hadapan Allah adalah sama.
  8. Selalu berbaik sangka dalam hidupnya. Dia ‘tidak takut’ jatuh, tidak takut terlanggar sepeda atau kendaran lainnya, bahkan tidak takut ia dibawa orang yang tak dikenalnya.
Mungkin masih banyak lagi ilmu yang perlu kita gali dari diri anak kecil itu. Selain dengan hal-hal diatas: terus belajar, tidak pernah putus asa, tidak pernah merasa gagal, selalu optimis, yakin akan datangnya pertolongan Allah, rajin belajar, tidak minder, selalu berbaik sangka…, ada satu lagi yang perlu kita ambil dan kita pelajari dari diri anak kecil itu. Ialah tentang kejujuran. Dalam diri anak kecil, kita akan melihat sebuah perilaku yang begitu jujurnya.
  1. Ketika menangis, memang seharusnya ia menangis. Tidak dibuat-buat.
  2. Ketika tertawa, memang seharusnya ia tertawa, senang dan gembira. Tidak pernah ia merekayasanya.
  3. Ketika terjatuh, ia mengakui bahwa memang ia belum bisa.
  4. Ketika lapar, memang betul-betul perutnya belum terisi.
  5. Ketika haus, memang saat itu tenggorokannya lagi kering… dlsb
Dengan memperhatikan anak balita yang sedang belajar berjalan, kita seperti masuk dalam sebuah kursus pelatihan tasawuf. Begitu banyak yang bisa kita serap ilmunya. Dan, guru kita itu bukan orang lain. Dia adalah diri kita sendiri.
Dengan belajar kepada diri sendiri, sama halnya dengan kita mendekatkan diri pada Ilahi. Karena Allah Swt sebagai Tuhannya manusia, tidak pernah jauh dari hambaNya.
QS. Qaaf : 16
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya
Dengan melihat dan memperhatikan diri sendiri, kembali kita bertemu dengan Allah Swt.
Al Baqarah : 115
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
***
Dari Sahabat

Shalat Dhuha Mendatangkan Rezeki?

Unknown | 17.25 | 0 komentar
Ketika mobil sudah lolos dari kemacetan, kami kembali bisa menikmati perjalanan santai keliling kota. Sambil menikmati suasana santai di dalam mobil, seorang famili yang bernama ‘MF’ bercerita tentang pengalamannya yang cukup unik. Katanya, sebuah pengalaman yang sangat istimewa telah ia dapatkan ketika melakukan shalat dhuha. Dari berbagai sumber, keterangan dan penjelasan yang ia dapatkan, baik ketika mendengarkan ceramah-ceramah, atau dari membaca diskusi-diskusi literatur. Ia mengambil sebuah kesimpulan, bahwa shalat dhuha itu dipakai untuk mencari rezeki. Begitulah kesimpulan yang ia dapatkan.
Kata MF, pagi itu ia benar-benar bisa tenggelam dalam kekhusyukan. Sebab, sebelumnya ia mempunyai permasalahan ekonomi yang cukup serius. Maka dengan melakukan shalat dhuha, ia berharap akan mendapat rezeki kontan dari Allah Swt, sehingga bisa menyelesaikan permasalahannya dengan cepat.
Saat itu, do’a yang dipanjatkan sangat panjang. Sujud yang dilakukan begitu khusyuk. Harapannya hanya satu. Ia ingin mendapat rezeki secepatnya untuk segera menutupi hutang-hutangnya yang katanya sudah sangat menumpuk.
Beberapa hari ia lakukan shalat dhuha tersebut dengan penuh khusyu’ dan tawadhu’. Setiap selesai shalat dhuha ia selalu berharap-harap cemas untuk mendapatkan rezeki dari Allah Swt.
Pada pagi yang cerah, ketika waktu dhuha sudah masuk, seperti biasanya ia mengambil air wudhu’, lalu ia menggelar sajadahnya. Hari itu benar-benar ia bisa melakukan shalat lebih khusyu’ dari waktu-waktu sebelumnya. Do’a pun dipanjangkan lebih dari hari-hari sebelumnya. Ia betul-betul merasa puas dengan shalat dhuhanya .
Ketika menutup do’a khusyu’nya, sebelum melipat sajadahnya, tiba-tiba pintu rumahnya diketuk perlahan. Dan terdengar suara ucap salam dari seorang tamu yang berada di luar. Kontan MF bangkit dari tempat shalatnya, dan ia menjawab salam dengan penuh gembira.
“…wa ‘alaikum salaam warahmatullaahi wabarakaatuh…”
Begitu fasihnya MF menjawab salam tersebut. Dengan penuh gembira dipersilahkannya tamu itu masuk kedalam rumahnya. Dalam hatinya MF berkata, Wah, inilah rezeki yang ia harapkan itu. Ia berfikir begitu kontannya Allah kalau memberi rezeki. Belum satu menit do’a panjang itu ia tutup, belum selesai ia melipat sajadahnya, tiba-tiba didepan pintu sudah menunggu rezeki itu…
” Silakan masuk pak,. .” kata MF. ” Oh, iya terima kasih…” sahut tamunya. Bapak siapa ya, koq saya agak lupa…” kata MF. Ini pak…, saya memang belum pernah ketemu bapak. Saya adalah utusan dari majikan saya bapak HR. Saya kesini disuruh menagih hutang kepada bapak yang memang belum terbayar sejak lima bulan yang lalu. Mohon maaf kalau saya mengganggu…”
Ah, betapa pucat muka MF mendengar hal ini. Ternyata yang datang bukan rezeki yang diharapkan, tetapi justru orang sedang menagih hutang! Ingin rasanya ia menangis waktu itu. Betapa saat itu ia tidak punya uang sama sekali, Shalat dhuha sudah ia lakukan dengan penuh khusyuk ternyata yang datang bukan seperti harapannya. Sambil menutup ceritanya, MF mengatakan pada saya :”..ternyata shalat dhuha tidak bisa dipakai untuk mencari rezeki ya…”
Saya hanya tersenyum, menyaksikan MF mengambil kesimpulan sendiri dari ceritanya itu. Rupanya ada sesuatu yang salah dalam pemahaman shalat dhuha. Allah Swt, sebagai Tuhannya Alam Semesta, Dzat Yang Maha Agung, oleh MF dimintai uang untuk membayarkan hutangnya.
Kira-kira saja, para malaikat menjadi ‘tersinggung’ mendengar perilaku MF ini. Betapa Sang Pencipta Jagad Raya, yang memiliki Arasy yang tinggi, yang mengatur jalannya bintang-bintang raksasa, di seluruh galaksi, yang mengatur hidup dan mati seluruh ciptaanNya, disuruh membayarkan hutangnya…?
MF memang belum mengerti, ia tidak menyadari akan kesalahannya. Maka Allah Swt memberinya pelajaran praktis pada pagi itu. Yang datang bukanlah rezeki, tetapi sebaliknya yang datang adalah orang yang menagih hutang.
Sejak memulai shalat, yang di bayangkannya oleh MF adalah rezeki melimpah. Bukan mengagungkan Allah. Rupanya MF telah melakukan kesalahan dalam mengartikan substansinya shalat dhuha.
Bahwa dengan shalat dhuha seseorang akan mendapatkan rezeki yang barokah, insyaAllah adalah benar. Tetapi yang menjadi masalahnya, shalat bukanlah untuk mencari rezeki. Shalat adalah sebuah pengabdian yang sangat indah dari seorang hamba kepada Tuhannya.
Mengabdi bukanlah minta rezeki. Mengabdi adalah mendekatkan diri pada Ilahi. Mengabdi adalah mensyukuri nikmat diri yang tiada terhitung lagi saking banyaknya yang telah diterima bleh manusia.
Allah melalui rasulNya, menyuruh kepada kita semua, agar di waktu dhuha kita menyembahNya. Kita MengagungkanNya. Apabila pada saat semua orang sibuk mencari rezeki dan sibuk mengurusi duniawi, pada saat itu ada seorang hamba yang menyempatkan diri untuk mengagung-kanNya, dengan melakukan shalat dhuha, maka dia itulah orang yang sangat istimewa.
Sungguh Allah sangatlah mencintainya. Sebab ketika semua orang memanfaatkan `waktu efektif’ untuk bekerja, ‘waktu efektif’ untuk berusaha, ternyata pada saat itu ada orang yang mau dan rela mengorbankan waktunya demi mencari ridha Allah. Mohon ampun atas segala kekhilafannya. Mengagungkan Dzat Yang Maha Perkasa. Bukan sekedar untuk minta rezeki. Sungguh orang itu berhak mendapatkan rezeki yang barokah dari Allah Swt…
Barang siapa yang rajin menjaga shalat dhuha, maka akan diampunkan dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih di lautan.
(HR. Ahmad, Attirmidzi)
Barang siapa yang disibukkan oleh dzikirnya untuk mengingatKu, sampai ia lupa memohon kepadaKu, maka Aku memberinya sebelum ia memohon kepadaKu.
(Hadits Qudsi, Abu Nu’aim, Dailami)
***
Dari Sahabat

Kasih Ibu di dalam Bus

Unknown | 17.24 | 0 komentar
Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan. Siapakah yang pantas disebut sebagai seorang ibu? Apakah, hanya sosok wanita yang pernah melahirkan kita saja? Adakah wanita yang mengasihi seorang anak sedemikian rupa, meskipun bukan anaknya sendiri? Untuk merenung lebih jauh tentang sebuah cinta kasih, Saya teringat penggalan kalimat dari sebuah syair lagu yang diciptakan oleh grup musik ternama “DEWA” aku mencintaimu, lebih dari yang kau tahu.
Syair ini begitu luar biasa. Mencintai seseorang lebih dari yang diketahuinya. Rasanya begitu pas dan sekali bagi seorang ibu, yang tidak pernah menghitung-hitung ‘jasa’ demi anak-anaknya…!
Pagi itu, setelah saya selesai memberi Ceramah Dhuha di salah satu Masjid yang cukup megah di kota Lumajang Jawa Timur, saya diantar teman-teman panitia menuju terminal Bus. Selanjutnya, saya naik angkutan umum Bus Antar Kota untuk kembali pulang ke kota tempat tinggal saya.
Ketika Bus yang saya naiki sampai di kota Probolinggo, bus berhenti di terminal beberapa menit. Kemudian berangkat lagi menuju kota Malang dengan melalui beberapa kota.
Ada hal menarik bagi saya ketika bus berhenti di terminal Probolinggo yang hanya beberapa saat itu. Yang pertama, saya iseng-iseng menghitung jumlah penjaja makanan yang naik ke dalam bus, ketika bus berhenti. Saya hitung ada sebanyak dua puluh delapan orang dengan membawa berbagai macam barang dagangan. Mulai dari minuman air mineral, makanan bungkus, kue-kue, topi, majalah, mainan anak-anak, rokok, sampai dengan barang-barang souvenir khas daerah.
Semua dijajakan dengan ekspresi masing-masing. Dan tentu saja yang tidak ketinggalan adalah para anak-anak muda pengamen jalanan. Mereka menunjukkan kebolehannya dalam ‘berolah vokal’ melantunkan lagu-lagunya.
Nah, di tengah-tengah riuh rendahnya suara berbagai macam orang dengan aktifitasnya masing-masing itulah saya memperhatikan sebuah ekspresi yang cukup menarik dari beberapa wajah.
Di kursi seberang di sebelah kanan saya, ada seorang ibu muda menggendong anaknya, berumur sekitar tiga tahun. Raut wajah anak itu gelisah. Rupanya ia merasa gerah, haus dan lapar. Bahkan, akhirnya ia menangis meskipun tidak mengeluarkan suara keras.
Sang ibu mengerti apa yang terjadi dengan anaknya. Tetapi ia tidak juga beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil suatu keputusan, misalnya membelikan makanan atau minuman.
Setelah agak lama, akhirnya saya lihat ibu tersebut mengeluarkan uang dari balik bajunya, sebesar lima ribu rupiah. Uang itu digenggamnya erat-erat. Mungkin supaya tidak lepas atau tidak hilang di tengah berjubelnya para penumpang dan penjaja makanan yang sangat padat.
‘Adegan’ berikutnya adalah, dengan penuh keragu-raguan ibu tersebut memanggil penjual nasi bungkus yang sedang berdiri di dekat saya. Seorang ibu setengah baya. Ibu itu bertanya kepada penjual nasi bungkus. Berapa harga satu bungkus makanan yang dijajakannya itu.
Si penjual nasi bungkus menjawab dengan logat daerah yang sangat kental. Ia mengatakan harganya Rp.2.500,- per bungkus. Saya tidak mengetahui secara pasti apa yang terpikir dalam benak sang ibu pembeli tersebut. Dengan penuh keraguan, bercampur rasa khawatir ia menawar nasi tersebut dengan harga Rp.1.500,-/ bungkus.
Saya terus mengikuti dengan seksama ‘adegan’ menarik yang terjadi di hadapan saya itu. Saya berfikir tentu sang ibu penjual tidak akan memberikan barang dagangannya, sebab rasanya tidak mungkin nasi satu bungkus dihargai hanya seribu lima ratus rupiah.
Benar dugaan saya. Si penjual tidak memberikannya. Ketika si penjual nasi mau beranjak ke kursi lain, ibu penjual tersebut tanpa sengaja menatap wajah si anak kecil yang sedang gelisah di pangkuan ibunya.
Hanya selang beberapa detik, sang ibu penjual nasi seperti terkena ‘hipnotis’ oleh wajah sedih yang haus dan lapar dari anak kecil tersebut. Akhirnya ibu penjual pun membalikkan tubuhnya menghadap ke ibu yang menggendong anaknya itu. Dan dengan penuh rasa iba ia relakan nasi bungkusnya dibeli dengan harga Rp.1.500,-
Saya fikir kejadian itu sudah selesai. Dan sudah berakhir sampai disitu saja. Ternyata perkiraan saya salah. Karena kejadian itu terus berlanjut dengan ‘episode-episode’ yang lebih menarik lagi…
Berikutnya saya lihat ibu pembeli, memberikan lembaran uang kertas sebesar lima ribu rupiah yang rupanya uang itu merupakan satu-satunya uang yang ia miliki saat itu. Karena harga nasi bungkus Rp.1500,- berarti si penjual harus mengembalikan uang sebesar Rp.3.500,- kepada si pembeli.
Apa yang terjadi berikutnya? Ternyata ibu penjual nasi bungkus tidak memiliki uang kembalian, sebab saat itu barang dagangannya belum laku sama sekali. Maka si penjual nasi bungkus pun berupaya untuk menukarkan uang lima ribuan tersebut kepada para pedagang lainnya yang ada di sekitarnya.
Beberapa kali ia mencoba menukarkan uang tersebut kepada para pedagang disekitarnya, tapi tidak satupun yang mau menukar uang tersebut. Sampai-sampai penjual nasi bungkus itu menjadi kebingungan, sebab bus beberapa saat lagi akan berangkat.
Agak lama si penjual kebingungan. Dan rupanya bus sudah mau berangkat. Saat itu, datang seorang ibu penjual onde-onde yang sudah agak tua. Saya lihat Ibu penjual nasi bungkus melakukan pembicaraan singkat dengan ibu penjual onde-onde dengan logat bahasa daerah yang sangat kental sambil menunjuk kepada anak kecil yang ada di pangkuan ibunya.
Saya lihat ibu penjual onde-onde itu langsung mencari uang yang terselip di bawah barang dagangannya. Dan iapun menukar uang lima ribuan tadi dengan uangnya. Sehingga ibu penjual nasi bungkus tersebut akhirnya bisa memberikan uang kembalian kepada ibu pembeli nasi yang masih memangku anaknya.
Dari kejadian singkat itu, saya mendapat satu pengalaman yang menarik dan berharga. Sebuah kejadian dari sekian ratus kejadian serupa di tempat-tempat lain. Yang mungkin tidak sempat terperhatikan. Point apa yang bisa kita ambil dari kejadian sederhana itu?
Bahwa perasaan cinta kasih seorang ibu, senantiasa bisa ‘menembus batas’ kesulitan yang dialaminya.
Mari kita lihat kesulitan apa yang dialami oleh masing-masing ibu tersebut.
Ibu muda (pembeli) yang uangnya tinggal lima ribu rupiah.
Duit satu lembar lima ribu rupiah itu rupanya akan dipakai untuk keperluan lain yang sudah direncanakannya. Mungkin saja untuk transport setelah turun dari bus.Tetapi karena anaknya lapar, maka iapun merasa kesulitan untuk mengambil keputusan. Apabila uang itu dipakai untuk membeli nasi seharga dua ribu lima ratus, berarti sisa uang tinggal dua ribu lima ratus rupiah saja yang mungkin tidak cukup untuk keperluan lainnya. Tetapi akhirnya toh, ia lakukan juga membeli nasi bungkus demi anaknya yang sedang kelaparan. Ia `nekat’ membeli nasi bungkus dengan menawar pada harga yang bukan pada tempatnya, demi anaknya! Meskipun dengan perasaan agak malu, terpaksa juga ia lakukan. Hal itu dilaksanakan demi kasih sayangnya kepada buah hatinya.
Ibu setengah baya, penjual nasi bungkus.
Ia mau dan mampu menjual barang dagangannya dibawah harga normal, yang mungkin akan menyebabkan ia rugi. Hal itu bisa ia lakukan setelah ia melihat sorot mata iba dari sang anak yang sedang kelaparan. Mungkin saja, ia teringat kepada anaknya yang ada di rumah, yang suatu saat mungkin juga akan mengalami peristiwa semacam itu
Ibu tua, penjual onde-onde
Ia mau menukar uang penjual nasi bungkus, setelah ia juga ikut menyaksikan / merasakan kegelisahan sang anak. Meskipun dagangannya tidak ikut laku, iapun rela repot mencarikan uang untuk menukar uang si penjual nasi. Padahal bus sudah mau berjalan, tetapi ia tetap berkeinginan untuk menolong orang lain.
Kalau kita perhatikan, kejadian itu cukup singkat. Tetapi ada suatu nilai yang tersembunyi di dalamnya. Peristiwa kecil itu bagaikan drama singkat satu babak, yang diperankan oleh tiga orang ibu dengan usia yang berbeda.
  1. Ibu muda pembeli nasi bungkus
  2. Ibu setengah baya penjual nasi bungkus
  3. Ibu tua si penjual onde-onde
Semuanya mempunyai ‘kasus’ yang sama. Mereka asalnya merasa keberatan dan kesulitan untuk mengambil jalan keluar dari sebuah persoalan.Tetapi pada akhirnya semuanya mau berbuat sesuatu untuk menolong sang anak, yaitu setelah mereka memahami dan ikut merasakah perasaan sang anak yang sedang gelisah karena haus dan lapar…
Ibu pembeli rela duitnya berkurang, demi anak, Ibu penjual nasi bungkus rela rugi, demi anak, Ibu penjual onde-onde rela repot, demi anak.
Seorang ibu…,
dimanapun, kapanpun, dan kemanapun ia akan selalu memiliki kasih sayang. Lebih-lebih kepada seorang anak yang membutuhkan bantuannya. Seseorang disebut sebagai ibu, bukan sekedar karena ia pernah melahirkan anak, tetapi karena ia memiliki kasih sayang kepada setiap insan. Apakah kepada anak kandungnya sendiri, ataukah kepada anak orang lain. Tiga orang ibu di dalam bus tersebut telah membuktikan kepada kita semua, bahwa benar “…kasih ibu adalah sepanjang jalan…”
Pernahkah kita mencoba membaca keadaan ibunda kita masing-masing ?
Mungkin saja, banyak sekali peristiwa-peristiwa kecil semacam itu yang terjadi pada ibu kita masing-masing pada zamannya dahulu. Hanya saja kita tidak mengetahuinya atau tidak mendapatkan informasinya. Tetapi yakinlah bahwa ibu kita bisa membesarkan diri kita sampai dengan kita dewasa ini tentu melalui berbagai macam peristiwa ‘luar biasa’ yang pahit dan manisnya menjadi kenangan tersendiri bagi mereka…
Pernahkah suatu malam, kita melewati pasar subuh? Betapa banyaknya para ibu penjual sayuran atau sejenisnya, yang tertidur menunggu pembeli sambil mendekap anaknya yang masih balita. Sang ibu rela tidak menggunakan kain sarungnya untuk menutupi tubuhnya yang kedinginan, sebab kain itu ia selimutkan kepada buah hatinya yang tertidur lelap di dekatnya…
Pernakah kita mengingat kembali, peristiwa-peristiwa sepele ketika kita masih sebagai anak-anak dahulu?
Ingatkah kita ketika ibu kita mengupas buah mangga, bagian yang manis ia berikan kepada anak-anaknya, sementara bagian yang masam untuknya? Bahkan beliau makan bagian yang masam itu sambil tertawa lucu dan bahagia ?
Atau ingatkah kita dengan peristiwa-peristiwa senada itu, dimana sang ibunda kita melakukamsesuatu yang lebih mengutamakan kepentingan anaknya daripada kepentingan dirinya sendiri? Subhaanallah
“…Ya Allah, ampunilah dan maafkan dosa dan kesalahan ibu kami, sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi kami ketika kami masih kecil”
***
Dari Sahabat

Do’a Seorang Tukang Becak

Unknown | 17.23 | 0 komentar
Pak Samin, seorang tukang becak. Ia sudah lama menggeluti pekerjaannya. Dan mempunyai prestasi yang cukup mencengangkan. Sejak kecil ia tidak pernah mengenal bangku sekolah. Tetapi kini ia telah menjadi seorang sukses dengan menikmati kehidupan hari tuanya yang penuh damai dan sejahtera. Cerita ini saya dapatkan dari seorang kawan, ketika kami ngobrol. Pak ‘DJ’ Kawan saya ini, dengan penuh antusias menceritakan ‘sejarah’nya Samin.
Pak Samin mempunyai dua orang anak lelaki, yang dua-duanya kini sudah menjadi perwira Angkatan Darat. Kedua anak tersebut lulus SMA, dan dua-duanya masuk pendidikan militer, AKABRI.
Sebagai seorang yang tidak punya biaya, untuk bisa menyekolahkan kedua orang anaknya pak Samin mencari biaya dengan cara yang lain. Cara apa yang bisa diterapkan oleh seorang tukang becak seperti dia? Ia tidak punya pekerjaan sampingan. Juga tidak berpendidikan?
Ketika pak DJ bertanya, “…Pak Samin!, kok bisa ya, bapak menyekolahkan kedua anak bapak, sampai di AKABRI? Wah, berapa biaya yang bapak keluarkan, dan bagaimana cara bapak mendapatkan biaya itu ?”
“Pak DJ, saya ini kan tukang becak, dari mana saya dapatkan biaya? Sejak anak saya sekolah di SMP, saya sudah kewalahan mencarikan biaya. Tetapi alhamdulillah sejak saat itu saya bisa terus menyekolahkannya dengan cara saya sendiri. Yaitu saya terus berdo’a tidak kenal putus sepanjang hari dan malam. Itu saya lakukan selama puluhan tahun. Sejak saya menyadari bahwa tidak mungkin saya mencari biaya sendiri untuk menyekolahkan kedua anak saya. Tentu harus ada yang menolong saya untuk menyekolahkan.”
Tanya Pak DJ : Siapa yang bapak maksud dapat menolong untuk mencarikan biaya itu? Siapa lagi kalau bukan Gusti Allah kang Maha Kuasa? katanya.
Pak DJ berdecak kagum. ”pak Samin, kalau boleh saya tahu, do’a apa yang bapak sampaikan selama puluhan tahun itu, sehingga bapak bisa seperti ini?”
Jawab pak Samin : “..saya juga nggak bisa do’a yang panjang-panjang pak. Saya hanya berdo’a kepada Gusti Allah yang Maha Kuasa, agar kami sekeluarga mendapatkan ridhaNya…”
Pak Samin menambahkan: “…Saya menangis sepanjang malam untuk mendapatkan ridhaNYa, selain itu tidak! Saya tidak pernah minta untuk mendapatkan biaya sekolah. Saya tidak pernah untuk minta agar saya kaya, bahkan saya tidak berani minta agar saya bahagia…saya takut minta yang macam-macam, saya hanya minta untuk mendapatkan ridhaNya saja…”
Mendengar jawaban itu, pak Dj termangu. Dan terdiam dalam seribu bahasa. Sungguh luar biasa do’a itu. Seorang yang miskin, yang secara ekonomi serba kesulitan dalam hidupnya. Tetapi do’a yang dipanjatkannya bukan minta kemudahan dalam kehidupan. Yang diminta sangat simpel. Tetapi justru nilainya jauh lebih tinggi dari kebutuhannya saat itu. Yang dimintanya adalah keridhaan Allah Yang Maha Kuasa….subhaanallah.
Kalaulah Allah Swt, sebagai Dzat Yang Berkuasa atas segala sesuatu sudah meridhainya, maka tak ada kata mustahil. Semua yang mengatur Dia. Apa yang dibutuhkan oleh hambaNya, Dialah yang memproses.
Jika seorang yang dicintaiNya sedang membutuhkan biaya, maka Dialah Dzat Yang Maha Kaya itu. Jika seorang HambaNya sedang kesulitan akan sesuatu, maka Dialah yang akan memudahkannya. Dengan menjadi hambaNya, sungguh manusia akan mendapatkan sesuatu dariNya sebelum ia memintanya.
Hadits Qudsi:
“Apabila seorang hamba datang kepadaku, dan ia sibuk mengingatKu sampai lupa memohon keperluannya sendiri, maka Aku akan memberikan sesuatu yang terbaik baginya sebelum minta kepadaKu.”
(HR. Bukhari, Baihaqi)
Sungguh kita semua menjadi malu kepada diri sendiri. Kita sering minta kepada Allah yang macam-macam, lebih-lebih ketika kita sedang dirundung kesulitan.
Do’a pak Samin sungguh sangat indah dan sangat universal. Ia ‘hanya’ meminta ridha. Dengan mendapatkan ridhaNya itulah, insyaAllah semua kebutuhan manusia akan terkandung di dalamnya. Dan itu telah dibuktikan oleh seorang tukang becak yang luar biasa
Sebagai tetangga, pak DJ kagum luar biasa. Dan sangat bangga serta sangat bersyukur punya tetangga seperti pak Samin. Pak Samin kini menjadi orang yang bahagia dalam kehidupannya. Ia menempati rumah yang cukup layak. Bapak dari dua orang perwira….
***
Dari Sahabat

Perbedaan di Ranting Pohon

Unknown | 17.23 | 0 komentar
Adakah tanaman yang tumbuh di depan rumah kita? Atau samping rumah? Atau di belakang rumah? Baik yang sengaja kita tanam dengan teratur sehingga nampak begitu indahnya, atau yang tumbuh liar dengan sendirinya. Pernahkah kita memperhatikannya? Sambil membaca diskusi ini, jika anda sedang di perhatikan tanaman yang ada di sekitar rumah. Atau tanaman dimana saja berada. Bisakah kita melihat sesuatu yang sangat berharga disana?
Bisa jenis rerumputan, jenis perdu, atau jenis tanaman keras yang berbuah, seperti pohon mangga, pohon rambutan, pohon durian. Atau jenis tanaman berbunga seperti mawar, anggrek, melati, bougenvile, kembang sepatu, …dsb.
Pada suatu minggu pagi, saya bersih-bersih halaman di depan rumah. Seperti biasanya saya membersihkan halaman rumah sekedarnya, hitung-hitung sambil olah raga pagi.
Ketika saya merapikan tanaman bougenvile yang ada di depan rumah, kebetulan ada bagian ranting yang terpotong sepanjang lebih kurang 20 cm. Di ujungnya masih ada beberapa bunga yang berwarna merah tua.
Saya ambil untuk ke tempat sampah. Tapi, tiba-tiba terpikir oleh saya sesuatu. Kemudian, saya hitung jumlah daun yang ada di ranting kecil itu. Dan juga menghitung bunga yang masih ada di bagian ujung ranting itu.
Ternyata jumlah daunnya masih ada 40 daun, jumlah bunganya ada 15 Helai. Yang sangat menarik dari sebatang ranting kecil itu adalah keadaan dan posisi daun maupun bunganya yang berbeda antara satu dengan lainnya. Semakin saya perhatikan, semakin nampak berbagai perbedaan yang terdapat pada daun-daun maupun pada bunga-bunga bougenvile itu.
Karakteristik daunnya :
  • Ada yang berwarna hijau tua,
  • Ada yang berwarna hijau setengah tua,
  • Ada yang berwarna hijau agak muda,
  • Ada yang berwarna hijau muda agak kekuningan.
  • Ada yang basah bekas terkena air hujan, Ada yang kering,
  • Ada yang kotor terkena debu jalanan, Ada yang masih bersih,
  • Ada yang miring ke arah kiri,
  • Ada yang ke kanan,
  • Ada yang posisinya di bawah,
  • Ada yang berada di pucuk ranting,…..
Demikian pula dengan keadaan bunganya
  • Ada yang warna merah tua,
  • Ada yang merah agak muda,
  • Ada yang masih kuncup,
  • Ada yang sudah hampir layu,… dsb..
Betapa banyak karakteristik yang berbeda dari daun-daun itu. Demikian juga dengan bunganya, satu dengan yang lain tidak ada yang sama. Semua berbeda. Tetapi justru dengan adanya berbagai perbedaan itu, pohon bougenvile itu menjadi nampak indah mempesona.
Yang menjadi pikiran saya, jika pada ranting yang hanya sepanjang 20 cm saja sudah memiliki perbedaan sebanyak 40 buah, dan pada bunganya terdapat perbedaan sebanyak 15 buah. Saya jadi merenung, kalau begitu pada seluruh pohon bougenvile itu terdapat berapa daun yang berbeda? Ada berapa bunga yang juga berbeda?
Sekali lagi justru dengan adanya perbedaan-perbedaan itu pohon menjadi nampak lebih indah. Nampaklah dari ‘kejadian Eitu bahwa masing-masing daun dapat ‘menghargai’ perbedaan yang terjadi. Demikian pula masing-masing bunga juga bisa ‘menghargai’ perbedaan yang ada. Kembali saya merenung.
Bagaimana dengan pohon-pohon yang lebih besar lagi? Yang jumlah daunnya tak terhitung banyaknya? Pasti perbedaan itu lebih, hebat lagi..
Dari peristiwa tidak sengaja itu, beberapa hari kemudian saya mengamati pohon cemara. Seperti pada pohon bougenvile, saya juga mengamati ranting daun cemara sepanjang lebih kurang 20 cm. Saya semakin tertegun, dan berdecak kagum terhadap ciptaan Allah yang kita sebut ‘pohon’ itu
Pada sebuah ranting kecil sepanjang 20 cm yang saya amati, ternyata setelah saya hitung berisi 54 tangkai daun cemara. Dimana setiap tangkai kecil tadi terdapat rata-rata 140 daun cemara. Sehingga pada setangkai ranting cemara yang panjangnya hanya 20 cm, terdapat daun cemara sebanyak : 54 x 140 daun == 7.560 daun cemara. Selanjutnya saya mencoba berhitung sederhana. Ketika saya memperhatikan sebatang pohon cemara yang tingginya sekitar 10 meter ‘saja’ dengan perkiraan diameter rimbun daun rata-rata 1 meter, maka pada pohon tersebut akan terdapat sekitar : 37.800.000 daun cemara. Subhaanallah.
Lalu apa yang membuat saya tertegun ?
Seperti hal pada pohon bougenvile, ternyata dari sebatang pohon cemara yang daunnya berjumlah sekitar 37.800.000 tersebut, tidak satupun daun, yang memiliki karakteristik yang sama dengan daun lainnya. Baik dilihat dari posisi daunnya, maupun ditinjau dari jumlah zat pewarnanya…perhatikanlah
Ada daun yang posisinya diatas, ditengah, ataupun dibawah. Ada daun yang miring ke kiri, ada yang ke kanan Ada daun yang bergerak lembut diterpa angin, ada yang diam saja.
Ada daun yang warnanya hijau tua, hijau muda, agak kering, tersiram embun pagi, terbungkus debu, terjatuh karena angin, ….dsb. semua daun memiliki ciri yang tidak sama… subhaanallah…
Sungguh, di dalam diri sebatang pohon cemara saja, Allah telah menunjukkan kehebatanNya. Dia mencipta makhluk yang namanya daun dengan tingkat variasi yang luar biasa hebatnya.
Semua berbeda, tetapi justru dengan perbedaan posisi dan karakteristik tersebut menjadikan pohon cemara menjadi nampak indah dan menawan. Dari penciptaan sebatang pohon cemara ini, Allah menunjukkan pada kita betapa dari hal perbedaan yang sebanyak 37.800.000 itu menjadikan alam ini menjadi indah mempesona
Lalu ada berapa ratus juta pohon cemara, di perbukitan dan gunung yang ada di jawa timur saja? subhaanallah. Lalu bagaimana dengan daun pada jenis pohon lainnya? Pohon beringin, pohon jambu, pohon kelapa, dan lain-lainnya…? Yang ada di Pulau Jawa, di hutan-hutan di Kalimantan, di Sumatera, di Papua, atau bahkan di seluruh permukan bumi ini?
Allahu Akbar walillahil hamd,
Hanya orang-orang yang bertaqwalah yang bisa mengambil pelajaran dari itu semua. Point penting yang dapat kita ambit adalah : “Perbedaan yang luar biasa itu justru menjadikan indahnya alam raya”
Bisakah kita mengambil hikmah dan manfaat dari keberadaan daun yang kecil tersebut? Bisakah kita melihat indahnya perbedaan pada kehidupan kita? di keluarga kita, di masyarakat kita, di bangsa tercinta ini? Satu hal yang perlu kita renungkan bersama,…
Semua perbedaan tersebut adalah dilihat dari sudut pandang manusia, dengan kaca mata ‘apa adanya’. Tetapi kalau kita mencoba melihatnya secara agak mendalam, maka pada hakekatnya semua yang nampak beda tadi adalah sama, yaitu semua dicipta oleh Allah Swt, melalui zat cemara yang sama, dari bumi yang sama, dari air yang sama…dengan firmanNya “kun fayakun” maka melalui proses yang ‘sangat rumit’ jadilah apa yang dikehendaki Allah…
Allah-lah yang menumbuhkan itu semua. Pohon-pohon itu tumbuh bukan kehendak kita. Tetapi tumbuh karena kehendak Allah Swt. Untuk memberi pelajaran pada manusia agar memperoleh ilmu tentang EksistensiNya.
Semua Ciptaan Allah, baik benda, maupun peristiwa, lebih-lebih tentang keberadaan manusia yang nampak beda itu, ternyata pada hakekatnya adalah sama dalam pandangan Allah. Tidak ada perbedaan yang signifikan, kecuali amal perbuatan dan taqwanya kepada Allah Swt.
QS. Al-Waqi’ah ; 63-64
“…Inna akramakum ‘indallaahi atqaakum…”
Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?
***
Dari Sahabat

Suara Merdu Sang Pengamen

Unknown | 17.21 | 0 komentar
Seorang ibu setengah baya, tiba-tiba naik ke dalam bus kota yang beropersi antara jalan Aceh dan Kampus Universitas Padjadjaran di kota Bandung. Para penumpang bus agak heran, sebab selama mereka menumpang bus di route itu, belum pernah melihat pengamen tersebut. Sehingga para penumpang pun memperhatikan keberadaan pengamen ‘asing’ itu meskipun dengan sikap acuh tak acuh. Yang menarik adalah, ibu tersebut tidak membawa peralatan apa-apa. Sebelum ia beraksi menyanyikan lagu seperti kebanyakan pengamen, ia memberikan sebuah ‘kata sambutan’ yang cukup menarik.
Kata sambutan yang cukup singkat itu ternyata bisa menyita perhatian para penumpang bus. Ibu yang penampilannya sangat sederhana ini, menceritakan kondisi keluarganya yang saat itu sedang dilanda musibah tanah longsor di suatu daerah. Maka dengan modal nekat dari rasa malu, ia mencari rezeki dengan jalan menyanyi di dalam bus. Dan hari itu adalah penampilan ‘perdananya’ di dalam bus itu.
Setelah selesai mengungkapkan suara hatinya, ibu pengamen ini melantunkan sebuah tembang dari daerah jawa barat. Dan seketika, seluruh suara hiruk pikuk di dalam bus menjadi berhenti. Semua penumpang terkesiap mendengarkannya. Seolah-olah semua orang terkena pengaruh ‘magis’.
Suara ibu ini cukup merdu, tetapi yang membuat semua orang terkesima adalah karena adanya semacam kekuatan tersembunyi dari ekspresi yang sangat menggetarkan hati. Sehingga muncullah sebuah penjiwaan yang luar biasa.
Mungkin, saat itu ia teringat keadaan anak-anaknya yang sedang terkulai sakit di rumahnya. Begitu ia berhenti melantunkan tembang yang membuat semua orang trenyuh, kontan saja hampir semua penumpang memberi uang dengan nilai yang jauh diatas ‘harga’ pengamen ‘reguler’. Bahkan kawan saya ‘IM’ yang menceritakan kejadian itu, ia memberikan uang sebesar lima ribu rupiah.
Tentu saja nilai lima ribu rupiah waktu itu, bagi seorang pengamen ‘dadakan’ seperti dia sungguh sangat luar biasa. Belum penumpang-penumpang lainnya… tetapi saya hanya melihat sekali saja wanita itu, sebab hari-hari berikutnya meskipun setiap hari saya naik bus di route tersebut, yang datang adalah pengamen-pengamen tetap lainnya ….. ” Demikian kata menutup ceritanya.
Dari cerita itu, saya masih bisa merasakan bahwa IM sangat terkesan dengan peristiwa itu. Yang menjadi fokus perhatian saya mendengarkan cerita itu ialah, betapa para penumpang bisa serempak memberikan uangnya dengan nilai yang jauh di atas kebiasaannya.
Andaikata, saya ambil rata-rata untuk seorang pengamen jalanan ketika itu harganya adalah seratus rupiah, maka nilai lima ribu rupiah yang diberikan kepada ibu pengamen itu, merupakan nilai yang besar, dengan kelipatan lima puluh kalinya. Sungguh luar biasa….!
Mengapa hal itu bisa terjadi? Ada beberapa kemungkinan yang membuat kondisi dan suasana ajaib itu bisa terjadi.
Yang pertama, adalah adanya keikhlasan hati seorang ibu yang sedang sedih luar biasa. Ia berani dan tidak malu tampil di dalam bus lantaran teringat anak-anaknya yang berjumlah lima orang, yang kini sedang tergeletak sakit. Keikhlasan dan kondisinya yang sedang dirundung malang itu memberikan kekuatan yang tiada tara kepadanya.
Yang kedua, adanya keikhlasan hati para penumpang bus dalam memberikan sebagian rezekinya kepada seseorang yang sedang membutuhkannya. Keikhlasan itu muncul setelah mereka mendengar dan bisa menghayati sebuah pesan kemanusiaan.
Yang ketiga, adanya ‘komunikasi antar hati’ antara seorang ibu yang membutuhkan bantuan demi anak-anaknya, dengan pendengarnya.
Yang keempat, adanya unsur tepat waktu dan tepat tempat. Andaikata ibu tersebut waktu itu masuk di tempat bus yang lain, mungkin akan berbeda suasananya dengan suasana di bus yang kini sedang kita bahas ini.
Alasan yang pertama, kedua dan ketiga, adalah alasan kemanusiaan. Hal itu akan bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Secara umum siapa saja yang kondisinya sedang nyaman, bila ia dihadapkan pada suasana lain, dimana ada orang yang sedang membutuhkan uluran tangannya, kemungkinan besar akan berusaha membantunya. Selain itu juga adanya sebuah komunikasi hati yang tepat.
Kata sebuah kata bijak, “Jika berkata dengan mulut, sampainya ke telinga, Jika berkata dengan hati, sampainya ke nurani..”
Ibu tersebut dalam berkomunikasi tidak lagi menggunakan mulutnya, tetapi yang ia sampaikan adalah kegundahan hatinya yang begitu mendalam. Sehingga pesan itu tersampaikan tidak terbatas di telinga saja, tetapi bisa menembus hati para pendengarnya.
Alasan yang keempat, adalah alasan yang sangat spesial. Siapakah yang menuntun dan menggerakkan hati ibu ini untuk menuju bus yang tepat dalam waktu yang tepat pula? Tentu jawabnya hanya ada satu. Yang mengatur semua itu adalah sebuah kehendak yang mempunyai kekuatan luar biasa. Dialah Allah Swt Sang Maha Pengatur Kehidupan Manusia.
Dialah Dzat Yang Maha berkehendak. Dialah yang berkehendak menyuruh langkah kaki ibu yang sedang susah itu menuju bus yang tepat. Dialah Yang Maha Berkehendak untuk menggerakkan hati para penumpang bus untuk memberikan sebagian rezekinya.
Dengan melihat peristiwa di dalam bus itu, seolah kita sedang diingatkan oleh Allah Swt. Bahwa di dalam setiap peristiwa yang sedang terjadi Allah ingin melihat, menguji, dan mengukur, siapakah diantara hamba-hambaNya yang sabar, dan siapa pula yang pandai bersyukur.
Barang siapa yang diuji dengan musibah ia sabar, dan ketika diuji dengan nikmat ia bersyukur, insyaAllah dialah sebenarnya orang-orang yang berhasil dalam menjalankan misi kehidupannya…
Allah selalu bersama dengan orang-orang yang sabar, dan Allah selalu bersama dengan orang yang pandai bersyukur.
“Orang yang menikmati makanan lalu ia bersyukur, adalah seperti orang yang sedang berpuasa yang sabar.”
(HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban dari Abu Hurairah)
Artinya, dalam kehidupan ini kita sedang bermain-main dalam rentang dimensi syukur dan sabar. Semoga dengan selalu berikhtiar dan berdo’a kepada Allah Swt, kita akan bisa berhasil melewatinya. Insya Allah…
***
Dari Sahabat

Bertafakur di Depan Anak Kembar

Unknown | 17.15 | 0 komentar
“Wah, sungguh seperti pinang dibelah dua,” begitu celetuk teman saya, ketika kami menjenguk istri teman yang barusan melahirkan anak kembarnya.
Ketika kedua baby itu digendong keluar oleh ibunya untuk menemui kami. Saya melihat betul-betul sama ‘persis’ kedua anak itu. Seolah-olah bagaikan pinang dibelah dua. Tak ada bedanya!
Ketika itu umur kedua bayi mungil tersebut masih berapa hari saja. Matanya, hidungnya, dahinya, pipinya, telinganya, bahkan rambutnyapun nampak sama. Persis sekali. Maka muncullah sebutan ‘kembar tersebut.
Tetapi setelah sekarang keduanya besar, saya melihat ada suatu perubahan pada keduanya. Yaitu bahwa wajahnya sekarang sudah bisa dibedakan. Tidak seperti waktu berusia beberapa hari, yang wajah keduanya begitu persisnya.
Demikian juga dengan saudara saya, ia punya anak kembar dua. Yang diberi nama nina dan nani. Bertambah besar, kedua orang tuanya semakin bisa membedakan keduanya. Sehingga dengan sangat mudahnya kedua orang tuanya bisa mengenali mereka. Siapa yang namanya nina, dan siapakah yang namanya nani. !
Saya bertambah ta’jub dengan kebesaran Allah Swt dalam mencipta dan ‘memproses’ bentuk tubuh para makhlukNya. Bertambah lama kita memperhatikan dan melihat anak kembar dengan lebih teliti, maka kita akan bertambah mengenalinya.
Sehingga kita bisa menyimpulkan, bahwa ternyata Allah Swt dalam mencipta bentuk maupun rupa makhluk ciptaanNYa, semua berbeda. Tak ada yang sama persis. Hanya kita saja yang menganggap keduanya kembar. Padahal tidaklah sama.
Demikian juga dengan makhluk ciptaanNya yang lain, yang sangat luar biasa banyaknya, ternyata semuanya memiliki wajah yang berbeda.
“…inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharassamawaati wal ardha hanifan musliman wamaa anaa minal musyrikiin.” Kuhadapkan wajah (dan hatiku) kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musryikin.
Inilah sebuah ikrar yang tulus dari seorang hamba yang sedang melakukan pengabdiannya kepada Tuhan Sang Maha Pencipta. Raja di hari ini dan juga Raja di hari kemudian. Penguasa di dunia ini dan juga Penguasa di hari akhir nanti.
Wajah sebagai saksi yang dihadapkan ke hadirat Tuhan dari seorang hamba adalah wajah fisiknya dan juga wajah hatinya. Ketika seorang hamba sedang shalat maka wajahnya tertunduk patuh dan taat terhadap apa yang diucapkannya dalam do’a shalatnya.
Dengan memperhatikan wajah, maka seseorang akan mengetahui bahwa Allah benar-benar Maha Pencipta. Tidak usahlah ‘wajah hati’ yang begitu misteri. Dari ‘wajah fisik’ saja, jika diperhatikan dengan seksama, kita akan menjadi orang yang benar-benar tunduk akan kebesaran Allah Swt.
Mari kita memperhatikan wajah kita! Katakanlah penduduk bumi saat ini berjumlah lima milyar orang yang terdiri dari berbagai macam bangsa dan suku bangsa. Perhatikan, untuk bangsa Indonesia saja, dan misalnya untuk suku jawa saja. Betapa wajah setiap orang tidak ada yang sama meskipun umurnya sama.
Meskipun warna kulitnya sama, tetapi ada “sesuatu” yang membuat orang tersebut tidak sama, meskipun dikatakan orang sebagai dua saudara kembar “bagaikan pinang dibelah dua”. Tetap saja ada sesuatu yang membuat orang tuanya mengenali bahwa keduanya tidak sama.
Itulah Kebesaran dan ketelitian Allah Swt dalam mencipta makhlukNya sangat luar biasa indahnya, dan sangat hebat fungsi dan kegunaannya. Pada suku bangsa yang sama saja, tidak ada wajah yang sama, apa lagi pada penduduk dunia yang berbeda bangsa dan warna kulitnya.
Seperti halnya wajah manusia yang tak pernah sama, sekarang marilah kita bayangkan bagaimana wajah makhluk l ciptaan Allah lainnya. Berapa milyar jumlah burung yang ada di Indonesia?
Insya Allah wajahnya juga tak ada yang sama, sehingga setiap induk burung akan mengenali wajah para anaknya yang sedang menunggunya untuk mendapatkan makan darinya.
Lalu, ada berapa ratus juta jumlah wajah burung yang berbeda di bumi Indonesia `saja’ ? Bagaimana dengan ular, bagaimana dengan semut, bagaimana dengan binatang melata lainnya? Bagaimana dengan kehidupan tumbuhan, misalnya saja bunga mawar dimana setiap lekuk, warna dan indahnya setiap bunga juga tidak sama? Bagaimana dengan kehidupan laut yang luasnya lebih besar dibanding daratan? wajah ikan yang tak sama, batu karang yang tak sama, mutiara yang tak sama, dan tumbuhan laut lainnya yang juga tak terhitung jumlahnya itu?
Itupun masih benda-benda di Bumi kita, yang besarnya bumi hanya sebesar debu yang melayang di jagad raya yang sangat luar biasa besarnya ini. Masya Allah, semua dicipta dengan tingkat variasi yang sangat luar biasa…
Dan yang lebih mencengangkan hati, adalah bahwa di setiap ciptaanNya, tidak ada satu bendapun yang tidak berguna bagi lainnya. Semua tak ada yang sia-sia. “…rabbana maa khalaqta hadza bathilan…”
Itulah ayat-ayat Allah yang tak terhitung jumlahnya yang beserakan di bumi dan dilangit dengan tingkat variasi yang luar bisa, yang manusia tak akan sanggup menghitungnya.
QS. Al- Kahfi 18 : 109
Katakanlah: “Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).
Sampai disini mungkin kita berhenti sejenak. Dan kita sebagai manusia hanya bisa berucap sambil mata berkaca-kaca, subhanallah…subhanallah…
Dari menyaksikan peristiwa anak kembar saja, kita telah bertemu dengan kedahsyatan ciptaan Allah. Itupun baru ciptaanNya! Yang ada di bumi saja! Belum di planet yang lain. Belum di matahari, di bintang yang lain, galaxy, di ruang kosong antar galaxy. Lalu di langit kedua, ke tiga, sampai langit ke tujuh….
Pernahkah ketika shalat, kita menitikkan air mata karena kita sering merasa paling pandai, paling kaya, paling berjasa, paling berkuasa, sehingga dengan tiada terasa kita telah menyombongkan diri kita?
Mari kita pandang sekali lagi ciptaan Allah yang bertebaran di sekeliling kita, dan kitapun akan menemukan eksistensi Allah di setiap sudut ciptaanNya.
QS. Al Baqarah : 115
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
***
Dari Sahabat

Ternyata Tidak Ada Wanita Cantik

Unknown | 17.14 | 0 komentar
Ketika saya mengurus STNK kendaraan yang sedang habis waktu, saya memarkir kendaraan di depan kantor samsat. Kebetulan waktu itu sedang ramai sekali. Sehingga kendaraan yang parkir pun berjubel sampai keluar batas areal parkir. Ketika sudah selesai mengurus administrasi, kami menuju kendaraan yang kami parkir. Sambil menunggu membayar parkir, saya memperhatikan sebuah dialog pendek antara tukang parkir dengan seorang wanita muda yang barusan mengambil sepeda motornya.
Rupaya sedang terjadi kesalahfahaman tentang besarnya uang parkir. Saya lihat wanita muda itu cemberut sambil membayar ke tukang parkir. Sementara si tukang parkir yang masih muda, mukanya bersungut-sungut sambil ngedumel tiada habisnya. Setelah wanita muda itu pergi, si tukang parkir melampiaskan rasa kecewanya sambil berteriak cukup keras. “…wah, wah, wah,.. sekarang ini tidak ada lagi wanita cantik, semua cemberut, semua makan hati, yaakh, maklumlah baru satu hari harga BBM naik…”
Saya baru teringat, memang kejadian itu adalah satu hari setelah diumumkannya kenaikkan harga BBM. Begitu mendengar ungkapan dengan nada kesal dari tukang parkir tersebut, saya secara bersamaan tersenyum geli. Dan tukang parkir pun spontan tersenyum juga sambil berkata “… wah, ternyata masih ada wanita yang cantik, meskipun harga BBM naik”
Senyum memang kunci dari ekspresi seseorang. Senyum adalah `wakil’ suasana hati seseorang. Apalagi kalau senyum itu wajar, tidak dibuat-buat. Sungguh akan mencerminkan kebahagiaan hati.
Allah dalam merencanakan sebuah ekspresi senyuman, sungguh luar biasa. Senyuman seseorang dapat membias ke seluruh wajah. Sehingga jika seseorang sedang tersenyum, maka semua anggota wajahnya ikut senyum dan ikut gembira. Sebaliknya mulut yang cemberut juga akan membias ke seluruh raut wajah seseorang.
Jika seseorang sedang cemberut, maka seluruh bagian wajahnya juga ikut cemberut. Mengapa bisa demikian? Karena sumber perubahan wajah seseorang adalah hati.
Begitu hatinya senang, bibir tersenyum. Coba perhatikan. Semua wajah menjadi ikut tersenyum, riang dan gembira. Orang yang melihatpun ikut jadi senang dan gembira.
Demikian pula sebaliknya, jika hati cemberut, merasa tidak senang, maka akan mempengaruhi bentuk bibir. Jika bibir sudah menunjukkan ekspresi tidak bagus, maka seluruh anggauta wajahpun ikut cemberut. Ah, luar biasa memang. Jaringan otot yang dibentangkan oleh Allah Swt di seluruh wajah seseorang begitu halus, dan begitu pekanya.
Kalau pembaca ingin membuktikan betapa sebuah senyuman bisa mempengaruhi seluruh wajah, dan bisa mempengaruhi siapa saja yang melihatnya, buatlah sebuah percobaan sederhana sbb:
Gambarlah sebuah bulatan, sebagai perumpaan muka seseorang. Buatlah dua mata, hidung, dan dua telinga pada `muka` tersebut.
Pertama, buatlah sebuah garis mendatar, sebagai wakil dari mulut.
Maka kesan yang akan kita tangkap dari wajah tersebut adalah sebuah wajah yang serius. Mata, hidung, dahi, pipi, bahkan telinganya, seolah-olah juga ikut serius.
Kedua, hapuslah mulut tersebut, buatlah sebuah garis melengkung ke bawah di bekas mulut tadi, sebagai wakil dari mulut yang sedang senyum.
Maka kesan yang akan kita tangkap dari wajah tersebut adalah sebuah wajah yang riang dan gembira. Mata, hidung, dahi, pipi, bahkan telinga dari wajah tersebut, seolah-olah juga ikut riang gembira. Aneh bukan? Padahal matanya tetap, tidak diganti, hidung juga tetap, telinga juga tetap.
Ketiga, hapuslah kembali mulut tadi, buatlah sebagai penggantinya sebuah garis melengkung ke atas sebagai wakil dari mulut yang sedang cemberut.
Maka kesan yang akan kita tangkap dari wajah tersebut adalah sebuah wajah yang cemberut, sedih, dan putus asa. Anehnya mata, hidung, dahi, pipi, maupun telinga dari wajah tersebut juga seolah-olah ikut cemberut, dan sedih…
Manakah, yang harus kita pilih? Sama-sama menggerakkan bibir, kearah mana sudut bibir kita harus kita gerakkan? Ke bawah, yang akan menyebabkan semua orang menjadi senang, ataukah ke atas yang akan membuat semua yang melihatnya ikut menjadi susah.
Jika anda seorang wanita, kata tukang parkir tadi anda akan menjadi semakin cantik jika anda tersenyum. Sebaliknya, tentu saja akan menjadi jelek, kalau kita terus saja cemberut. Seperti wanita di tempat parkir yang cemberut, sehingga tukang parkirpun kesal dibuatnya.
Aisyah ra, pernah bercerita. Aku lama sekali tidak pernah melihat rasulullah saw tertawa terbahak-bahak sampai terlihat urat lehernya. Jika beliau tertawa, hanyalah senyum (HR. Bukhari)
***
Dari Sahabat
Dirumah saya juga menyediakan jasa pembuatan Almari, Kursi , Meja Belajar dll
Seperti gambar diatas sebagai model Awal Desain kami.
Apabila anda berminat segera hubungi saya di Nomor 085747417786
 
Pendukung: Catatan Dayat | Muzzamil Hidayat | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Ku - All Rights Reserved
Template Modify by Muzzamil Hidayat
Proudly powered by Blogger